Berita Nasional
Pratu Firdaus Gugur Diserang KKB Papua saat Patroli
Kontak senjata terjadi di Distrik Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (6/11/2020).
TRIBUN-PANTURA.COM, PAPUA Kontak senjata terjadi di Distrik Titigi, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Jumat (6/11/2020).
Dilaporkan satu prajurit Tentara Nasional Indonesia ( TNI) bernama Pratu Firdaus gugur terkena tembakan kelompok kriminal bersenjata ( KKB). Lalu, satu prajurit alami luka-luka.
Penyerangan tersebut, menurut pihak TNI, terjadi saat para anggota sedang melakukan patroli di Distrik Titigi.
Baca juga: Kisah Dokter Galih, Pernah Terpapar Covid-19 Hingga Ketakutannya Menulari Orang Terdekat
Baca juga: BPBD Kabupaten Batang Terus Pantau Pergerakan Tanah di Lokasi Rawan Bencana
Baca juga: Dikhianati Pedagang Cilok, Seorang Gadis Coba Bunuh Diri Lompat dari Jembatan Bangetayu Semarang
Baca juga: Tiga Bocah di Langkat Hilang, Sudah Tiga Minggu Belum Ada Titik Terang
Saat ini, pihak TNI mengaku tengah melakukan investagasi untuk mengungkap kronologi terjadinya kontak senjata itu.
"Memang benar ada laporan tentang kontak tembak yang mengakibatkan satu anggota TNI dari Yonif 400 Raider meninggal," kata Komandan Korem 173/PVB Brigjen TNI Iwan Setiawan saat dihubungi, dikutip dari Antara.
Korban dievakuasi ke Mimika
Sementara itu, menurut Kapen Kogabwilhan III Kol CZI Gusti Nyoman Suriastawa, Pratu Firdaus merupakan anggota Satgas Yonif R 400/BR.
Rencananya, jenazah korban akan dievakuasi ke Mimika pada Sabtu (7/11/2020).
Suriastawa mengatakan, penyerangan KKB sudah meresahkan warga. KKB disebut tak hanya menyerang TNI, namun juga warga sipil.
"Bukan hanya prajurit TNI/Polri yang memang bertugas, warga sipil juga jadi sasaran kebiadaban KKB," kata dia.
Baca juga: Begini Kesiapan Pemkab Kendal Menghadapi Musim Rawan Bencana
Baca juga: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Bisa Terjadi, Berikut Prakiraan Cuaca Jateng
Baca juga: Warga Geyer, Grobogan Ditemukan Meninggal Dunia di Pasar Ayam Nglangon Sragen
Mencegah jatuh korban
Sementara itu, menurut pengamat militer dari Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (LESPERSSI) Beni Sukadis, untuk mengantisipasi bertambahnya korban di Papua akibat serangan KKB, pemerintah perlu membuka ruang dialog.
"Kebijakan yang harus diambil adalah melakukan dialog dengan kelompok signifikan di Papua untuk melakukan negosiasi soal masa depan Papua," ujar Beni kepada Kompas.com, Jumat (6/11/2020) malam.
Menurutnya, pemerintah ditantang untuk melakukan pendekatan tanpa memunculkan respon kekerasan dari KKB.
"Persoalannya, pemerintah sekarang punya komitmen tidak dalam melakukan negosiasi dengan pihak di Papua," kata dia.