Berita Pendidikan
Sulit Memahami Integral Matematika? Coba Kenali Hambatan Kognitif Berikut Ini
Adanya hambatan kognitif yang dialami mahasiswa membuat mahasiswa tidak berhasil mengonstruksi konsep sehingga tidak memiliki pemahaman matematis.
TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Dr Kartinah SSi MPd salah satu dosen program studi pendidikan matematika Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berhasil melaksanakan ujian disertasi.
Kartinah teliti disertasi dengan judul “Profil Hambatan Kognitif Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Integral Tak Wajar” raih gelar doktor pada program studi S3 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang.
Ujian disertasi dilaksanakan Jumat (20/11/2020) secara virtual melalui zoom. Kartinah berhasil mempresentasikan di hadapan para pembimbing Prof. Dr. Toto Nusantara, M.Si., Dr. Sudirman, M.Si., serta Drs. Tjang Daniel Chandra, M.Si., Ph.D.
Baca juga: Warga Delta Asri Mijen Masih Was-was Banjir Bandang Susulan
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Kabupaten Tegal Tembus Angka 1.000, Masih Didominasi Klaster Keluarga.
Baca juga: Tim Verifikasi Jateng Nilai TP PKK Kalinyamatwetan Kota Tegal
Baca juga: Petani Desa Plumbon Kabupaten Batang, Temukan Uang Puluhan Juta Yang Tersebar di Aliran Irigasi
Hambatan Kognitif (Cognitive Obstacle) adalah hasil dari pengalaman mahasiswa sebelumnya dan proses internal dari pengalaman-pengalaman tersebut dan diwujudkan ketika mahasiswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Adanya hambatan kognitif yang dialami mahasiswa membuat mahasiswa tidak berhasil mengonstruksi konsep sehingga tidak memiliki pemahaman matematis yang mendalam.
Jika mahasiswa dan dosen berhasil mengidentifikasi hambatan kognitif yang dialami maka bisa segera diatasi hambatan tersebut.
Faktanya, masih banyak mahasiswa yang belum mampu mengidentifikasi hambatan kognitif yang dialami.
Ketika mahasiswa menyelesaikan masalah yang terkait dengan Integral Tak Wajar, teridentifikasi bahwa masih ditemukan mahasiswa yang dapat mengonstruksi konsep namun mengalami hambatan kognitif dalam proses pengerjaannya.
Berdasarkan fenomena tersebut, perlu diteliti tentang profil hambatan kognitif mahasiswa dalam menyelesaikan masalah Integral Tak Wajar.
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena kajian profil hambatan kognitif dapat dijadikan pijakan dalam merancang pembelajaran yang bertujuan untuk meminimalkan hambatan kognitif tersebut.
Rektor UPGRIS Dr Muhdi SH MHum bangga dan berterima kasih kepada Dr Kartinah yang sukses dengan ujian disertasinya.
“Capaian ini merupakan salah satu bukti bahwa UPGRIS secara optimal menjaga serta terus meningkatkan kualitas para dosen."
Baca juga: Bupati Mundjirin Sebut Kasus Corona di Kabupaten Semarang Tembus 1.900 Orang
Baca juga: Ribuan Relawan Satgas Penanganan Covid-19 Mundur Terkait Acara Rizieq, Begini Tanggapan Doni Monardo
Baca juga: Pangdam Jaya Mayjen Dudung Perintahkan Anggotanya Copot Baliho Pimpinan FPI Rizieq Shihab
Baca juga: Sopir Truk Menyerahkan Diri ke Polisi Setelah Kendaraannya Menewaskan 5 Orang
"Masih banyak dosen yang saat ini juga masih melanjutkan kuliah doktor di dalam negeri serta luar negeri."
"Lulusnya doktor Kartinah menjadi semangat para rekan yang saat ini juga masih menyelesaikan proses belajar akademiknya,”
Dari hasil temuan Dr Kartinah ada tiga hambatan kognitif yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan masalah Integral Tak Wajar adalah diantaraya, kecenderungan bergantung pada pengalaman yang mengecoh.
Kedua, Kecenderungan membuat generalisasi dan ketiga obyek matematika menjadi hambatan dalam menyelesaikan masalah. (*)