Berita Wonogiri
Oknum PNS Gantung Diri setelah Bacok 2 Tetangganya, 1 Korban Tewas, Polisi: Diduga Motif Asmara
Oknum PNS Gantung Diri setelah Bacok 2 Tetangganya, 1 Korban Tewas, Polisi: Diduga Motif Asmara
Penulis: Agus Iswadi | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, WONOGIRI - Seorang oknum pegawai negeri sipil (PNS) di Wonogiri, Parlan (47), nekat gantung diri setelah membacok dua tetangganya.
Satu di antara korban pembacokan tewas bersimbah darah, sementara satu korban lainnya kritis.
Korban tewas diketahui bernama Siti Zulaikha, sementara korban kritis adalah Marno, yang tak lain merupakan ayah dari Siti.
Baca juga: Heboh, Muncul Lubang Besar di Kolam Rosidin, Air Langsung Surut Ikan 200 Kg Ikut Hilang
Baca juga: Berpotensi Timbulkan Kerumunan saat Malam Tahun Baru, 3 Titik di Tegal Ini Dijaga Ketat Aparat
Baca juga: Dapati ASN Kudus Tak Pakai Masker, Hartopo: Silakan Kerja di Luar Ruangan
Baca juga: Xiaomi Mi 11 Series Resmi Meluncur, Dijual Tanpa Charger, Simak Spesifikasi dan Harganya
Perisitwa menghebohkan itu terjadi di Dusun Ngroto RT 3/1 Desa Ngroto Kecamatan Kismantoro Wonogiri.
Pembacokan terjadi di depan rumah korban, Siti Zulaikha pada Minggu (27/12/2020) malam.
Siti meninggal dunia lantaran luka parah pada bagian kepala.
Sedangkan ayah korban Marno mengalami luka bacok pada kepala dengan 13 luka jahitan.
Saat ini Marno menjalani perawatan di rumah sakit daerah Slogohimo Wonogiri.
Kapolres Wonogiri, AKBP Christian Tobing menyampaikan, pasca aksi pembacokan, anggota lantas melakukan penyelidikan dan perburuan terhadap pelaku.
"Saat dilakukan perburuan pelaku oleh tim reskrim, didapati pelaku Yahmin alias Parlan sudah gantung diri di pohon belakang rumahnya," katanya, Senin (28/12/2020).
Bermula dari ketukan di jendela
Dia menjelaskan, kejadian itu bermula saat ada seorang yang mengetuk jendela rumah korban.
Saat kejadian lingkungan rumah suasananya sepi.
Ayah korban, Marno lantas membuka pintu untuk menyambut tamu tersebut.
Setelah pintu dibuka, Siti Zulaikha yang saat itu berada di belakang ayahnya dan langsung menjerit.
"Siti Zulaikha menjerit karena ayahnya dibacok oleh pelaku.
Setelah mendengar jeritan Siti Zulaikha, pelaku ganti menyerang korban.
Siti Zulaikha diseret ke halaman rumah.
Korban dilukai hingga akhirnya meninggal dunia.
Melihat kejadian itu, ibu korban teriak minta tolong dan pelaku langsung kabur," jelasnya.
Lebih lanjut, ayah korban sempat kritis seusai menjadi korban pembacokan.
Namun saat ini kondisinya sudah berangsur pulih dan sadar sehingga dapat memberikan keterangan.
Pelaku diketahui merupakan tetangga korban.
Kasatreskrim Polres Wonogiri mengungkapkan, motif kasus itu ditengarahi karena hubungan asmara.
Fakta Baru
Korban bekerja di perusahaan Sarang Walet di Kecamatan Purwantoro.
Sedangkan pelaku bekerja sebagai PNS.
Dari keterangan pihak keluarga, korban telah mempunyai suami yang saat ini merantau di Jakarta, dan seorang anak yang duduk di bangku SMP.
Ibu Korban, Narni tidak mengetahui pasti motif dibalik peristiwa pembunuhan itu.
"Kalau dengan pelaku kami kenal, dia bukan keluarga, cuma kenal saja," ucapnya.
Sebelum pelaku mendatangi rumahnya, Narni mengatakan, anaknya dan pelaku sempat cek-cok melalui telpon.
"Pelaku dan korban sempat telpon-telpon, hingga anak saya memblokir nomor pelaku," terangnya.
Hingga akhirnya, pelaku mendatangi rumah korban dengan membawa pisau dan arit.
Pelaku kemudian membacok ayah korban hingga luka parah, lalu menghabisi nyawa korban.
Korban ditemukan tewas di halaman depan rumahnya.
Sementara keesokan paginya, pelaku ditemukan tewas menggantung diri di kebun milik warga.
DISCLAIMER:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601. (*)
Baca juga: Pria Ini Aniaya Majikan dan Rampok Uang Belasan Juta Rupiah, Mengaku Sakit Hati Sering Dimaki
Baca juga: Pemkab-PN Kabupaten Pekalongan Luncurkan Aplikasi Kembang Desa: Permudah Layanan Hukum Masyarakat
Baca juga: Pemerintah Siapkan 371 Juta Dosis Vaksin Covid-19, Bappenas: Sudah Direncanakan dalam KPC PEN
Baca juga: Polisi Tetapkan 4 Tersangka Perusakan RSUD Brebes, Insiden Jemput Paksa Jenazah Covid-19