Berita Pekalongan
Puluhan Warga di Desa Kulu Pekalongan Terjangkit Chikungunya
Tak hanya disibukkan dengan penangganan pandemi Covid-19, warga di sejumlah wilayah Kabupaten Pekalongan.
TRIBUN-PANTURA.COM, KAJEN - Tak hanya disibukkan dengan penangganan pandemi Covid-19, warga di sejumlah wilayah Kabupaten Pekalongan juga tengah menghadapi serangan penyakit lain.
Puluhan warga di Dukuh Kulu Timur dan Dukuh Kaum Desa Kulu, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, mengalami gangguan persendian akibat penyakit chikungunya yang melanda di desa tersebut.
Mereka mengaku mengalami demam berkepanjangan, flu, gatal-gatal dan keluar bintik merah pada beberapa bagian tubuh hingga nyeri tulang persendian.
Baca juga: Berikut Enam Titik Fasilitas Umum di Kabupaten Tegal yang Ditutup Dua untuk Mencegah Kerumunan
Baca juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 Objek Wisata Kabupaten Batang Tetap Buka Dengan Pembatasan Pengunjung
Baca juga: Berwisata ke Guci dan Purwahamba Indah di Kab.Tegal Tak Perlu Rapid Test Antigen
Baca juga: Penyelesiaan Gor Indoor Batang Dipastikan Tak Sesuai Target
Nur Hamid (42) warga Dukuh Kulu Timur RT 2 RW 5 mengaku, awalnya dia mengalami demam tinggi berkepanjangan tanpa sebab, hingga akhirnya pergi berobat ke dokter.
"Gejala awal demam tinggi, ditambah seluruh persendian di kaki, tangan, dan badan sakit hingga sulit berjalan," kata Hamid kepada Tribunjateng.com, Selasa (29/12/2020) siang.
Menurutnya, penyebaran penyakit itu berlangsung secara mendadak. Ia yang sebelumnya segar bugar, tiba-tiba mengalami demam beberapa hari.
Ia mengaku tidak sendirian mengalami kondisi demikian. Puluhan tetangga yang berada Dukuh Kaum dan Kulu Timur juga mengalami kondisi serupa.
"Setiap rumah ada yang tiga hingga empat orang terkena. Di rumah saya ada 4 orang di antaranya, saya, kedua anak saya, dan simbah."
"Anak saya yang bernama Untari Dwi Hapsari (9) dan Utami Puspita Asri (15) sudah sembuh, terkena cikungunya selama 3 hari. Terus Rumbiyati (68) sudah 7 hari istirahat di rumah saja. Kalau saya 5 hari ini hanya terbaring di kamar," ujarnya.
Nur menjelaskan, ia tidak berani periksa ke puskesmas dikarenakan takut terkena Covid-19.
"Ciri-ciri chikungunya sama dengan Covid-19, demam tinggi. Jadi, saya takut kalau periksa ke puskesmas," jelasnya.
Ia menuturkan, kondisinya saat ini sudah membaik dibandingkan hari-hari kemarin.
"Alhamdulillah, kondisi semakin membaik karena diberikan infus dan obat sama suadara saya yang bekerja di tenaga kesehatan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kulu Setyo Nimpuno mengatakan, dalam satu bulan ini sudah masuk laporan 37 orang yang terkena chikungunya.
"Dari 37 orang kondisinya sudah ada yang sembuh dan ada juga belum. Kasus di rumah Nur Khamid adalah kasus yang terbaru. Ini lumayan agak parah juga, sampai gak bisa gerak, dan satu keluarga juga," kata Kades Kulu Setyo.