Berita Slawi
Kreatif, Pemuda Slawi Ini Olah Amprut Tahu Jadi Snack Kekinian, Dijual di Marketplace Juga Lho
Kreatif, Pemuda Slawi Ini Olah Amprut Tahu Jadi Snack Kekinian, Dijual di Marketplace Juga Lho
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Ide kreatif bisa muncul dari mana saja, inilah yang dialami oleh Muhammad Ali Mustofa (21) yang memanfaatkan amprut atau ampas tahu sebagai olahan snack kekinian dengan harapan dapat menarik minat generasi milenial.
Sebagian orang mungkin merasa asing dengan amprut tahu, atau hanya mengetahui jika amprut tahu biasa digunakan untuk pakan ternak ataupun lainnya.
Padahal jika berada di tangan yang tepat dan kreatif, amprut yang terbuat dari ampas olahan tahu ini bisa menjadi makanan yang menarik.
Baca juga: Jateng Sepi Lockdwon 2 Hari di Rumah Saja Usulan Gubernur Ganjar, Seperti Apa?
Baca juga: Bantah Sunat Dana Seniman, PAMMI Kudus Tuntut Irma Glow Mintaa Maaf: Jika Tidak . . .
Baca juga: Cara Mudah Dapatkan Listrik Gratis Bulan Februari 2021: Login www.pln.co.id atau Via Aplikasi Ini
Baca juga: Pemkab Temanggung Beri Diskon 40 Pembayaran PBB 2021, Tri: Keringan di Tengah Pandemi Covid-19
Peluang tersebut ditangkap oleh pemuda yang memiliki sapaan Ali ini, yaitu dengan membuat snack keninian yang diberi nama Amprood Snack.
Jika amprut biasanya diolah menjadi kempong, ada juga yang dibuat gembus, atau dage, Ali memiliki ide berbeda karena amprut dibuat menjadi snack kriuk berbagai rasa.
Packaging pun dibuat semenarik mungkin, dengan menambahkan gambar berbeda-beda menyesuaikan varian rasanya.
"Saya memulai usaha Amprood Snack ini baru sekitar satu minggu dan Alhamdulillah responnya positif."
"Saya ingin anak-anak muda mengenal makanan dari bahan dasar amprut ini, karena menurut saya jarang sekali ada yang berminat sehingga saya olah menjadi lebih menarik lagi."
"Terlebih dari segi harga juga cukup terjangkau," ungkap Ali, saat ditemui Tribunpantura.com di rumahnya Senin (1/2/2021).
Tergolong masih sangat baru memulai usaha Amprood snack, Ali mengaku dalam produksinya ia dibantu oleh sang ibu.

Untuk bahan dasar amprutnya sendiri, ia peroleh dari pedagang tahu keliling yang kebetulan juga menjual amprut yang masih mentah atau belum diolah.
Dari proses awal amprut masih belum diolah, kemudian dicuci, diberi bumbu rahasia, dikukus, dan dimasukkan frezer kulkas sampai mengeras.
Kemudian dipotong kecil-kecil, digoreng, dan siap kemas Ali membutuhkan waktu kurang lebih dua hari.
"Untuk varian rasanya sendiri saya baru ada tiga yaitu ayam bakar, pedas, dan rumput laut."
"Kedepan kalau sudah semakin banyak peminat akan saya tambah lagi varian rasanya. Sedangkan harganya Rp 10 ribu per bungkus," katanya.
Setiap harinya Ali memproduksi snack amprut di rumahnya yang beralamat di jalan Mahakam, nomor 50, Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Adapun untuk pemasarannya sendiri, selain menawarkan ke tetangga rumahnya, Ali juga memanfaatkan sosial media seperti Facebook, Instagram, dan market place Shopee.
"Karena masih baru saat ini saya produksi per tiga hari, itu bisa menghasilkan 2 kilogram olahan amprut tinggal digoreng atau kalau jumlah bisa puluhan bungkus," tuturnya.