Berita Regional
Cerita Kopral Ade Anggota TNI Lumpuh setelah Disengat Tawon Ndas, Bermula saat Latihan di Kebumen
Cerita Kopral Ade Anggota TNI Lumpuh setelah Disengat Tawon Ndas, Bermula saat Latihan di Kebumen
TRIBUNPANTURA.COM, SUBANG - Seorang anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), berpangkat Kopral Kepala (Kopka), Ade Casmita (47), lumpuh setelah disengat gerombolan tawon ndas.
Cerita itu bermula sekitar empat tahun lalu. Saat itu, Kopral Ade yang merupakan anggota Resimen Armed 02 Kostrad 10, sedang berlatih di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.
Saat sedang mamasang repeater, Ade disengat sekitar delapan ekor tawon ndas atau vespa affinis.
Baca juga: Warga di Pemalang Tewas Disengat Kawanan Tawon Vespa, Saksi: Kondisinya Bikin Merinding
Baca juga: Akses Jalan Dibangun Tembok Rumah, Warga di Petarukan Pemalang Terisolir, Sudah Dibeli tapi . . .
Baca juga: Polantas Tambal Lubang Jalan di Jalur Wiradesa-Kajen Pekalongan, AKP Pipit: Biar Tak Ada yang Jatuh
Baca juga: Cabjari Semarang Musnahkan Barang Bukti Pidana Cukai dan Kepabeanan Senilai Rp415 Juta
Sambil terisak, Ade mengisahkan awal mula dirinya mengalami kelumpuhan. Bicaranya terbata-bata saat mengingat kisah kelam disengat tawon ndas.
Prajurit TNI berpangkat Kopral Kepala (Kopka) itu duduk di kursi roda didampingi istrinya di teras rumah yang berada di Kampung Dawuan Oncom, Desa Dawuan Kaler, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Jumat (5/4/2021).
Ade bercerita, sekitar 4 tahun lalu, ia tengah latihan bersama Resimen Armed 02 Kostrad 10 di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.
Sebanyak tiga batalion membawa astros atau peluncur roket keluaran terbaru.
"Latihan menembak rudal, saya pasang repeater," ujar Ade kepada Kompas.com.
Saat naik ke tower Telkom setinggi 70 meter, Ade menyadari bahwa di atas pijakannya ada sarang tawon ndas.
Ade berinisiatif membuang sarang tawon itu, lantaran khawatir tawon-tawon bakal menyerangnya dan membuat ia jatuh.
Sayangnya, ada sekitar 8 tawon ndas yang mengeroyoknya.
"Ada sekitar 8 ekor lah. Entupannya (sengatannya) di kepala dan badan," kata mantan prajurit Batalion Armed 10/Brajamusti itu.
Ade berhasil turun dari tower, meski menahan sakit yang luar biasa.
Kepalanya pusing akibat sengatan tawon yang memiliki nama ilmiah Vespa affinis itu.
Kopka Ade segera melanjutkan tugasnya.
Sang istri, Rita Juwita mengatakan, Kopka Ade sebenarnya sedang dalam kondisi kurang sehat saat sebelum berangkat latihan ke Ambal.
Namun, lantaran tak ada penggantinya, Ade tetap berangkat.
Kondisi seperti penderita stroke
Usai kembali dari latihan, Rita tak tega melihat sakit suaminya.
Ia mengajak Ade untuk berobat ke Kesdim. Namun, Ade menolak lantaran sudah petang.
"Tahu-tahu bangun tidur sudah enggak bisa apa-apa Bapak (Ade), dia teriak-teriak, 'kok saya enggak bisa'," ujar Rita.
Sejak saat itu, Ade tak bisa beraktivitas normal.
Kondisinya mirip dengan penderita stroke. Selain tidak bisa berjalan, bicaranya juga tak begitu jelas.
Pada tiga tahun pertama sejak disengat tawon, bapak tiga anak itu bahkan seperti tak sadarkan diri.
Ade seperti tidak mengenali keluarga dan kawan-kawannya.
Rita sempat khawatir, menduga umur suaminya tidak akan panjang.
"Ternyata Allah kasih kesempatan saya untuk mengurus suami saya sampai sekarang," ujar Rita sambil mengusap air mata.
Perempuan 42 tahun itu sudah membawa suaminya berobat ke mana-mana, mulai dari pengobatan tradisional hingga beberapa rumah sakit.
Dukungan dan semangat
Rita bersyukur, pada setahun terakhir semangat suaminya kembali tumbuh.
Apalagi banyak rekan-rekan sejawat Ade menyempatkan menyapanya.
Bahkan, atasannya di Batalion Armed 10/Brajamusti Kolonel Anang Krisna, beberapa waktu lalu menyambangi rumahnya.
"Saya mencoba mengetes ingatannya dengan video call temannya. Dia ingat, bahkan bisa becerita. Saya senang sekali," ungkap Rita.
Rita pun bersyukur, ketiga anaknya amat pengertian. Tak pernah banyak permintaan, putra sulung Andre Anggada Pratama bahkan rela mengisi hari-harinya untuk merawat Ayahnya.
Rita tanpa henti memberikan nasihat kepada pemuda 21 tahun itu.
Meski tiga kali gagal mendaftar masuk TNI, Andre diminta untuk tetap semangat, sabar, serta tetap ikhlas merawat sang Ayah.
"Nanti pasti ada saatnya. Mudah-mudahan tahun ini ada jawabannya. Tetap ikhlas merawat Ayahmu."
"Sekarang seminggu tiga kali, dia (Andre) dilatih personel Kodim (0605/Subang)," ungkap Rita.
Begitu pun dua putrinya, Adelia Putri Faithul Jamila (16) dan Aira Puspita Dewi Casmita (11) yang tak lelah membantu, termasuk berjualan untuk membantu kebutuhan.
Dalam kenangan Kolonel Arm Anang Krisna, seperti dalam video yang diunggah YouTube TNI Angkatan Darat, Kopka Ade adalah adalan tentara yang luar biasa.
Ade dinilai paling getol belajar dan tidak pernah menolak tugas.
Ia amat mahir dalam hal kelistrikan, komunikasi, dan perhubungan.
Bagi Anang dan Armed Brajamusti Kostrad TNI AD, Kopka Ade adalah kebanggan.
Jualan seblak hingga keripik
Ade masih menerima gaji sebagai tentara. Namun, sebagian besar digunakan untuk berobat.
Rita pun memutar otak. Ia dibantu ketiga putranya berjualan seblak, nasi uduk, kerupuk seblak, hingga keripik.
Ia melakukannya agar suaminya tetap bisa berobat dan anak-anaknya bisa makan.
Selain untuk berobat, uang gaji Ade juga digunakan untuk membayar pinjaman.
Rita mengaku memberanikan diri meminjam uang dari bank untuk membangun rumah yang sudah setahun ditempati.
Sebelumnya, mereka mengontrak di belakang Makodim 0605 Subang.
"Sebelum saya usaha seperti ini, makan itu seketemunya, kadang ketemu makan, kadang enggak," ujar dia.
Meski sudah banyak yang berjualan keripik, Rita yakin rezeki tak akan tertukar.
Awalnya, ia hanya membeli sedikit bahan-bahan keripik. Setelah digoreng dan dibumbui, penganan ringan itu dibawa Adelia ke sekolah.
"Awalnya dia tidak berani menawarkan. Tapi setelah ditawarkan, teman-temannya justru pada mau," ujar dia.
Rita bercerita, akhir-akhir ini banyak pesanan yang masuk.
Apalagi usai video yang diunggah di saluran YouTube TNI AD ditonton lebih dari 2 juta kali.
Bahkan, istri Kepala Staf TNI AD Andika Perkasa, Hetty Andika Perkasa turut memesan.
"Alhamdulillah, apa yang ada di video itu benar semua," tutur Rita.
Rita pun bersyukur banyak yang membantu, seperti halnya Komandan Kodim 0605 Subang dan jajaran, serta rekan-relan sejawat suaminya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Kopka Ade Casmita, Lumpuh Setelah Disengat 8 Tawon Ndas
Baca juga: Kisah Goweser Semarang Mudah Libas Tanjakan karena Diserbu Tawon: Pengen Sehat, Malah Sakit Semua
Baca juga: Kasus Perceraian PNS di Blora Didominasi dari Kalangan Guru, BKD Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Jokowi Pantau Pelaksanaan Vaksinasi untuk Ulama dan Tokoh Lintas Agama di Semarang, Ini Katanya
Baca juga: Pemuda 28 Tahun Tewas Disengat Tawon, Sempat Tutupi Kepala Pakai Plastik dan Masuk Kubangan Air