Berita Pemalang
Mengulik Kepercayaan Warga Desa Bulakan, Dilarang Berpakaian Warna Hijau Muda di Candi Batur
Mengulik Kepercayaan Warga Desa Bulakan, Dilarang Berpakaian Warna Hijau Muda di Kawasan Candi Batur Pemalang
Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Pengguna jalan yang mampir ke Candi Batur di Desa Bulakan, Kecamatan Belik Pemalang, tak disarankan mengenakan pakai berwarna hijau muda.
Hal itu karena mitos yang masih dipercaya oleh warga sekitar, di mana pakai berwarna hijau muda, merupakan pakaian yang digunakan Dewi Rantamsari penjaga di kawasan Candi Batur.
Menurut Sigit Pujianto, Kepala Desa Bulakan, jika melanggar Dewi Rantamsari akan memberikan musibah bagi pengguna pakai berwarna hijau itu.
Baca juga: Kera Ekor Panjang Jadi Daya Tarik Candi Batur Pemalang, Nur: Melepas Penat di Sela Perjalanan
Baca juga: Cerita Sakunah, Pedagang Kacang yang Hafal Nama-nama Monyet Ekor Panjang di Candi Batur Pemalang
Baca juga: 3 Pendaki Gunung Prau Tersesat, Kades Baturan: Masyarakat Percaya Jalur Lewat Sini Itu Mistis
Baca juga: Misteri Jalur Gaib Pemalang-Randudongkol, Sering Terjadi Kecelakaan, Ini Cerita Sosok Penunggunya
"Kepercayaan di sini memang seperti itu, dan kami meyakininya."
"Maka dari itu baik pedagang maupun warga, tak ada yang mengenakan pakaian berwarna hijua muda saat berkunjung ke wilayah Candi Batur," katanya melalui sambungan telpon, Sabtu (20/3/2021).
Adapun kawasan Candi Batur terbagi menjadi dua, ada rest area yang biasanya disambangi pengguna jalan, dan kawasan hutan lindung yang terdapat mata air yang dikeramatkan warga.
Selain masih asri dengan pohon-pohon besar yang menjulang, lokasi tersebut juga didiami rubuan monyet ekor panjang yang menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Dilanjutkan Sigit, hutan lindung di kawasan Candi Batur masih sangat terjaga ke alamiannya.
"Kawasan ini luasanya sekitar tiga hektar, masyarakat juga menjaga alam sekitar."
"Bahkan tidak ada yang berani merusak alam di sini, karena jika merusak dan membawa material hutan ke rumah, penjaganya tidak akan terima," jelasnya.
Dipaparkan Sigit, keberadaan monyet ekor panjang juga dipercaya membawa berkah bagi siapapun yang memberi mereka makan.
"Percaya atau tidak memang seperti itu mitosnya, dan warga masih mempercayainya."
"Bahkan setiap suro kami mengadakan ritual dengan menyembelih kambing, dan kepalanya kami kubur di sekitar mata air," imbuhnya.
Ia menambahkan, dil uar dari mitos yang diamini warga Desa Bulakan, kawasan Candi Batur terus berkembang dan dikunjungi banyak orang dari luar daerah.
"Entah sekedar istirahat untuk melepas lelah saat menempuh perjalan, atau yang sengaja datang, kawasan Candi Batur selalu didatangi pengunjung."
"Yang kurang di sini hanya penataan, kami berharap ada program pavingisasi dari pemerintah agar pengunjung bisa terarah," tambahnya. (*)
Baca juga: Kisah Mantan Nahkoda di Tegal, Berhenti Melaut karena Mata Kena Radiasi, Sukses Bisnis Olahan Ikan
Baca juga: Cara Mendaftar dan Persyaratan Rekrutmen Polri - Taruna Akpol, Login: penerimaan.polri.go.id
Baca juga: Formasi CPNS 2021 Diumumkan Secara Rinci pada Maret, Begini Kata Menpan-RB Tjahjo Kumolo
Baca juga: Unik, Tiga Anak Kepala Dusun di Kudus Diberi Nama Merek Mobil, Ini Kisah yang Tak Terungkap