Berita Pemalang
Uminingsih Selalu Perhatikan Bunyi Tanda EWS, Bencana Tanah Gerak Landa Desa Majakerta Pemalang
Uminingsih Selalu Perhatikan Bunyi Tanda EWS, Bencana Tanah Gerak Landa Desa Majakerta Pemalang
Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Bencana tanah gerak melanda Desa Majakerta, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang.
Kini, peralatan deteksi dini bencana gerakan tanah atau Early Warning System (EWS), telah dipasang di desa tersebut.
Dua EWS yang dipasang difungsikan untuk memberi peringatan ke warga desa saat tanah bergerak.
Baca juga: Bencana Tanah Gerak Landa Desa Majakerta Pemalang, Saban Hari Warga Merasa Ketakutan
Baca juga: Umbu Landu Paranggi Presiden Malioboro Mahaguru Penyair Indonesia Wafat
Baca juga: Gelar Simulasi PTM, SMPN 1 Wonopringgo Larang Peserta Didik Naik Angkot ke Sekolah, Ini Alasannya
Baca juga: Wali Kota Dedy Yon Lantik 16 Pejabat Fungsional Pemkot Tegal, Ini Pesan yang Disampaikan
Diketahui di wilayah tersebut, terjadi pergerakan tanah yang menyebabkan puluhan rumah rusak.
Adanya alat deteksi dini itu, jadi perhatian warga, lantaran selalu memberikan peringatan berupa tanda.
Seperti dituturkan Uminingsih, Ketua RT 07/RW 04, Desa Majakerta, yang selalu memperhatikan simbol dari EWS.
"Kadang bunyinya seperti mobil ambulan, kadang hanya berbunyi layaknya sirine biasa," ucapnya, Selasa (6/4/2021).
Uminingsih menuturkan, tak hanya saat tanah bergerak, ketika hujan pun, dua EWS yang ada di desa juga memberikan tanda.
"Kami juga sudah diberi informasi oleh BPBD terkait tanda dari EWS, jika alat itu berbunyi seperti ambulan tak henti, warga harus segera meninggalkan lokasi," jelasnya.
Menurutnya, alat tersebut menjadi perhatian warga terutama saat turun hujan.
"Kalau hujan alatnya berbunyi juga, jadi bunyi dari EWS seperti alarm bagi kami," ketanya.
Ditambahkannya, ada 24 rumah yang terdampak adanya tanah gerak di Desa Majakerta.
"Sebenarnya sudah disiapkan tanah untuk relokasi oleh pemerintah, namun warga masih bertahan di rumah masing-masing," tambahnya.
Warga merasa terteror
Sebelumnya diberitakan, hampir satu bulan terakhir Astuti, warga di Desa Majakerta, Kecamatan Watukumpul, Pemalang, merasa diteror ketakutan.
Hal itu lantaran rumahnya mengalami kerusakan cukup parah pada sejumlah bagian.
Kerusakan di kediaman Astuti, dikarenakan tanah di wilayah desa tersebut mengalami pergerakan.
Kondisi itu menyebabkan puluhan rumah di Desa Majakerta, rusak parah, tak terkecuali rumah Sutati.
Tembok bangunan di beberapa rumah terlihat retak, bahkan beberapa ada yang hampir rubuh.
Selain tembok, atap dan lantai rumah warga di desa tersebut juga mengalami kerusakan.
Kerusakan sejumlah rumah di Desa Majakerta, Kecamatan Watukumpul, Pemalang, karena pergerakan tanah di sekitar desa, Selasa (6/4/2021). (Tribunpantura.com/Budi Susanto)
Meski demikian, Astuti dan warga lainya tetap bertahan dan tinggal di rumahnya dengan rasa was-was.
Ia menjelaskan, kala hujan datang, rasa takut selalu mengintainya bersama keluarga.
"Kalau hujan datang kami takut, ya was-was kalau-kalau rumah rubuh," jelasnya, Selasa (6/4/2021).
Dilanjutkannya, ia tak mau mengungsi lantaran tak punya tempat lain untuk tinggal.
"Karena tidak ada tempat lain, meski takut, namun anak-anak tak mau meninggalkan rumah ini," paparnya. (*)
Baca juga: Kagetnya Murodhin saat Rumahnya Dibedah Bupati Batang Wihaji: Saya Tidak Tahu Apa-apa, Jadi Begini
Baca juga: Muhadi Owner PO Dedy Jaya Berharap Larangan Mudik 2021 Dikaji Ulang: Kasihan, Banyak Kru Nganggur
Baca juga: Reaktif Corona saat Rapid Test Antibody PTM, 52 Siswa di Kendal Diswab Antigen, Begini Hasilnya
Baca juga: Ironi Setahun Pandemi, antara Pengetatan Prokes dan Gunungan Sampah Medis di Jateng