Berita Kuliner
Sensasi Pedas-Gurih Belut Pecak Santan, Warung Legendaris di Pemalang Sejak 1975, Bikin Keringatan
Sensasi Pedas-Gurih Belut Pecak Santan Bu Niti Pemalang, Warung Legendaris Sejak 1975, Bikin Keringat Mengucur Deras
Penulis: budi susanto | Editor: yayan isro roziki
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Sensasi pedas bercampur gurih, akan langsung menggetarkan lidah pecinta kuliner saat mencicipi belut pecak santan, di warung pecak belut Bu Niti, yang terletak di Desa Tegalmlati, Kecamatan Petarukan Pemalang.
Pecak belut di warung Bu Niti juga berbeda dengan pecak belut kebanyakan. Pasalnya, sambal yang digunakan dikombinasikan dengan santan.
Racikan tersebut membuat warung Bu Niti selalu dipadati pelanggan dari Pemalang, maupun luar wilayah.
Baca juga: Sambal Belut Ekstrime Boy 83 di Sukoharjo, Antrean Panjang Sebelum Makan, Harus Ambil Nomor Dulu
Baca juga: Nikmatnya Kuliner Khas Timur Tengah di Tegal, Olahan Daging Kambingnya Enak Tidak Perengus
Baca juga: Rawon Dinobatkan sebagai Sup Terenak se-Asia oleh TasteAtlas 2020, Ini Ulasannya
Baca juga: Sudah Ada Sejak 1940, Begini Lezatnya Kuliner Legendaris Kue Tempel Mamah Cun di Kota Tegal
Warung pecak belut Bu Niti juga menjadi warung pecak belut legendaris. Karena berdiri sejak 1975, dan bisa disebut pioner kuliner pecak belut di Pemalang.
Dengan harga Rp45 ribu untuk satu porsi, warung lengendaris tersebut selalu menjadi tempat singgah pecinta kuliner.
Sensasi gurih pedas itu membuat para pelanggan yang melintas di Jalur Pantura Pemalang, selalu menyempatkan diri untuk mampir.
Seperti Renaldy, warga Kesesi Kabupaten Pekalongan, yang hampir seoekan sekali mampir ke warung pecak belut Bu Niti.
"Setiap kali saya melintas di Jalur Pantura, pasti saya mampir ke sini."
"Karena pecak belut di sini beda dengan tempat lainya," jelasnya sembari meninkmati belut pecak santan di watung Bu Niti, Sabtu (10/4/2021).
Keringat Renaldy pun nampak mengucurkan deras, saat ia merasakan sensasi belut pecak santan di warung tersebut.
"Rasanya mantap, luar biasa. Selain gurih karena ada santannya, rempah-rempah yang ada pada sambal sangat terasa," ucapnya.
Senada dengan Renaldy, Viva Laela bersama rekannya Yulia, dan Eka Elis, datang jauh-jauh dari Kabupaten Batang, hanya untuk mencicipi belut pecak santan di warung Bu Niti.
"Sudah lama kami tidak ke sini, jadi rindu sensasi belut pecak santannya Bu Niti. Maka dari itu kami datang untuk mencicipinya kembali," kata Viva.
Viva menuturkan, rasanya tak berubah dan tetap sedap, seperti merasakan belut pecak santan di warung Bu Niti pertama kali.
"Rasanya endolita, alias sedap sekali," jelasnya.
