Berita Kajen
Ingin Edu Wisata Inspiratif? Yuk Lihat Edufarming Peternakan Domba di Petungkriyono
Ingin Edu Wisata Inspiratif? Yuk Lihat Edufarming Peternakan Domba di Petungkriyono
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: yayan isro roziki
"Maka dengan adanya namanya DePetung Farm, bisa menjadikan filosofi bagi kita semua agar silaturahmi dengan semua elemen menjadi dasar pemikiran untuk mencoba mengembangkan peternakan di wilayah Petungkriyono," ujarnya.
Selain mengembangkan peternakan di wilayah Petungkriyono, pihaknya juga mempunyai konsep akan menjadikan DePetung Farm menjadi wisata pendidikan.
Pihaknya berkeinginan anak-anak sejak dini dikenalkan dunia argo agar bisa menjadi entrepreneur.
"Karena negara kita adalah negara agraris, harapannya anak-anak bisa mengenal dunia argo sehingga mereka bisa mengenal sumber daya alam yang ada di Indonesia."
"Kami membuka siapapun orang yang ingin belajar di tempat kami silahkan, karena ilmu kalau disedekahkan bukan berkurang tapi akan lebih bertambah lagi."
"Insyaallah nanti kalau pandemi Covid-19 sudah berlalu, konsep yang sudah kita siapkan ini akan kita gelar."
"Sehingga adik-adik khususnya di wilayah Pekalongan itu bisa belajar mengenal peternakan dan pertanian, jadi mereka nanti di masa depannya bisa menjadi enterpreneur entrepreneur yang luar biasa di dunia agro," imbuhnya.
Kadang domba yang ia bikin ini bisa menampung 300 domba.
Farid menjelaskan, pihaknya memakai sistem peternakan modern artinya dalam pola ternak modern harus memperhatikan desain kandang, pola pemeliharaan, pemilihan pakan, kebersihan kandang hingga pemasaran produk.
"Selain menghemat anggaran, ternak modern juga tidak membuang waktu dan tenaga, tidak seperti ternak tradisional yang harus mencari rumput untuk pakan utama domba."
"Untuk pakan domba, saya meracik sendiri dari bahan-bahan limbah pertanian yang ada di desa."
"Dari pakan tersebut mengahasilkan pakan konsentrat serta pakan fermentasi yang kandungan protein, seratnya bisa menjamin domba terjaga gizi dan kesehatannya," jelasnya.
Dari hasil ternak tersebut, Farid mampu menghasilkan omzet hingga ratusan juta rupiah.
Farid menambahkan dengan peningkatan pola dari tradisional ke sistem ternak modern ini, mampu memenuhi kebutuhan daging lokal sehingga mengurangi angka ketergantungan impor daging.
"Pemasaran domba itu gampang sekali, karena di jaman modern sekarang pemasaran dengan melalui sosial media sangat mudah. Omzet satu bulan dalam penjualan ini kurang lebih antara Rp400 juta hingga Rp600 juta."
"Kalau bicara berapa ekornya itu relatif karena setiap domba harganya berbeda-beda. Harga domba sendiri dari Rp3,5 juta hingga Rp9 juta," tambahnya. (Dro)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/edufarming-peternakan-domba-petungkriyono-kabupaten-pekalongan.jpg)