Berita Jateng
Alat Pengolah Limbah Batik Karya Mahasiswa Unsoed Ukir Prestasi Ajang Internasional di Turki
Empat orang mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukir prestasi di kompetisi internasional '6th
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, PURWOKERTO - Empat orang mahasiswa dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengukir prestasi di kompetisi internasional '6th Istanbul International Inventions Fair’21'.
Keempat mahasiswa itu terdiri atas Putri Ramadani (21), Yasinta Nida Arroyan (21), Wafa Nur Azizah (21) dari Fakultas Biologi dan Febriansyah Dwi Putra (23) dari Fakultas Teknik dengan Pembimbing Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si, MSc.
Mereka sukses meraih best invention medal dan best International award dengan alat 'MY-ZEO : Mycoremediation and Zeolit Filter with Sensor for Textile and Batik Wastewater Treatment'.
MY-ZEO merupakan produk inovasi berupa alat pengolah limbah khususnya limbah pewarna tekstil dan batik berbasis mikroorganisme jamur.
Cara kerjanya, pertama limbah batik dimasukan kedalam alat filtrasi menggunakan zeroid dan pasir aktif.
Selanjutnya limbah itu akan dipompa ke bak khusus yang akan diproses menggunakan proses biologis yaitu menggunakan enzim dari jamur.
Selagi diproses secara biologis kemudian, limbah itu akan diaduk selama kurang lebih 12-24 jam.
Kompetisi internasional '6th Istanbul International Inventions Fair’21' diikuti oleh berbagai kampus ternama dari berbagai negara termasuk kampus-kampus dari Indonesia ini dilaksanakan pada 21-26 September 2021 lalu.
Secara sederhana alat itu dirancang menggunakan bahan biologis berupa tekno biologi mikroorganisme jamur dan bahan alam sebagai filtrasi yang digerakkan dengan menggunakan motor listrik.
MY-ZEO dapat memulihkan kandungan bahan pencemar lingkungan dalam air limbah batik menjadi lebih ramah lingkungan.
Selain warna, alat ini dapat memulihkan Total suspended Solid (TSS), Khrom total, Ammonia Bebas, Fenol, dan pH, sehingga sesuai dengan nilai baku mutu.
MY-ZEO diharapkan dapat menjadi salah satu upaya solusi limbah batik atau tekstil di Indonesia.
Limbah industri diantaranya limbah batik menjadi permasalahan yang belum dapat ditangani optimal.
Pengadaan alat pengolah limbah dengan harga tinggi menjadi kendala utama para pelaku home industry batik.
Pembimbing yang merupakan dosen biologi, Dr. Ratna Stia Dewi, S.Si, MSc mengatakan penelitian ini sudah dilakukan sejak setahun lalu, yaitu dengan memperkenalkan teknologi enzim untuk mendegradasi atau menetralkan limbah batik sehingga menjadi bersih.