Berita Kendal
Farid Atallah, Bocah Disabilitas Asal Brangsong Kendal Butuh Uluran Tangan: Saya Ingin Bisa Jalan
Bukan tanpa alasan, putra tunggal dari pasangan Wahyudi (40) dan Listiyani (39) ini kesulitan untuk berdiri dan berjalan.
Penulis: Saiful Masum | Editor: m zaenal arifin
Sementara orangtuanya tak sanggup jika harus melunasi semua tunggakan itu.
Ayah Farid, Wahyudi bercerita, anak tunggalnya lahir dalam keadaan prematur pada 2014 silam.
Saat itu, didaftarkan BPJS Kesehatan mandiri dengan angsuran Rp 25.500 per bulannya untuk menjamin kesehatan sang anak ke depan.
Kondisi ekonomi yang semakin sulit mengakibatkan tunggakan beberapa tahun hingga mencapai jutaan rupiah.
"Lahirnya memang prematur. Waktu itu, satu tahun saya bisa bayar angsuran BPJSnya, tapi setelah itu tidak sanggup lagi."
"Kerjanya serabutan, penghasilan enggak mesti ada," terangnya, Senin (11/4/2022).
Dalam kurun waktu 7 tahun terakhir, keluarga Wahyudi beberapa kali mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam bentuk uang tunai.
Mulai dari bantuan Rp 300.000 hingga Rp 600.000 per bulan.
Hanya saja, bantuan yang ada terpakai untuk mencukupi kebutuhan harian keluarga.
Sementara alat bantu jalan untuk Farid belum bisa dipenuhi.
"Bantuannya cuma beberapa kali saja, pada waktu Covid-19 ini."
"Satu periode kalau enggak salah, yang lainnya belum ada," ujarnya.
Segala upaya sudah coba ditempuh Wahyudi agar anaknya bisa mendapatkan pemeriksaan medis.
Supaya sang anak bisa mendapatkan alat kesehatan ortopedi untuk meluruskan kedua kaki.
Namun, harapan itu belum juga terealisasi karena terhalang segala keterbatasan yang ada.