Berita Jateng
Imbas Larangan Dimainkan di Sekolah, Penjualan Lato-lato di Banyumas Mulai Menurun
Permainan lato-lato memang sedang booming dan banyak digemari anak-anak. Namun trendnya kini mulai meredup
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, PURWOKERTO - Permainan lato-lato memang sedang booming dan banyak digemari anak-anak.
Namun trendnya kini mulai meredup seiring dengan banyaknya sekolah yang mengimbau agar permainan itu tidak dimainkan di sekolah.
Turunnya penjualan lato-lato disampaikan oleh salah satu pedagang mainan di Pasar Wage Purwokerto, Suyanto.
Ia mengatakan puncak banyaknya orang membeli lato-lato adalah sejak liburan natal dan tahun baru.
"Pas liburan sekolah 19 Desember 2022 sampai tahun baru dan hanya sebentar saja.
Penjualan kala itu sampai 500 pasang dalam sehari," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (17/1/2023).
Ia mengatakan mendapatkan barang dari Surabaya.
"Pas anak sekolah masuk sudah mulai sepi.
Kalau total mungkin bisa sampai 1.000 pasang lato - lato terjual," katanya.
Kepala SDN 1 Mersi, Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Siti Marimah mengatakan pihaknya tidak melarang anak-anak bermain lato-lato.
"Kita tidak melarang bermain lato-lato asal tidak dan kita tidak bertanggung jawab suaranya.
Dan itu berlaku untuk semua permaian apapun.
Sekolah dimanfaatkan untuk belajar.
Waktu istirahat dibuat makan minum main sebentar," jelasnya.
Apabila ditemukan anak membawa lato-lato maka nanti akan dikumpulkan.
"Saya tidak melarang tapi jangan dimainkan di sekolah.
Semua permainan ada baik dan buruknya.
Agar supaya aman sehingga tidak bermain lato-lato karena menganggu pelajaran di sekolah," jelasnya.
Sejak awal booming lato-lato memang ramai sekali dan anak banyak yang membawa.
Tapi sekarang semenjak ada imbauan tersebut siswa yang membawa permainan itu sudah berkurang dan tidak ada.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Drs Joko Wiyono M mengatakan pihaknya tidak akan melarang permainan lato-lato tersebut.
"Sampai saat ini saya belum sampai melarang adanya permainan lato-lato.
Karena saya yakin guru-guru kami juga sudah paham betul.
Saya juga yakin siswa yang ada di Banyumas memahami itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Joko Wiyono mengatakan permainan lato-lato ini memiliki unsur belajarnya, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik.
"Yang terpenting dalam permainan latto-latto itu ada pengawasan, yaitu untuk proposi tempat dan juga penggunaanya.
Paling tidak dengan permainan lato-lato ini bisa mengurangi anak-anak bermain gadget," ungkapnya.
Rapat TIMPORA Kendal: Pengawasan WNA Profesional untuk Investasi Berkelanjutan |
![]() |
---|
Menarik, Pejabat Utama Kejati Jateng Turun Langsung Jadi Petugas Upacara HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Tekankan Spirit Kritisisme, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Ajak Mahasiswa Koreksi Program Pemerintah |
![]() |
---|
Ekonomi Jateng Meningkat Signifikan, Mohammad Saleh Minta Pemprov Pertahankan Kerja Kolaboratif |
![]() |
---|
Dewan Sahkan APBD Perubahan Jateng 2025, Mohammad Saleh Dorong Peningkatan Layanan Dasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.