Berita Tegal

Terungkap, Ini Penyebab Kecelakaan Bus Pariwisata Mitra Duta Sejati di Guci Tegal, 2 Orang Tewas

KNKT telah menyelesaikan laporan final investigasi kasus kecelakaan yang dialami oleh mobil bus pariwisata dengan nomor polisi B-7260-CGA.

Tribunpantura.com/Desta Leila Kartika
Kondisi bangkai bus pariwisata yang mengalami kecelakaan terjun ke sungai di Objek Wisata Guci Kabupaten Tegal, Senin (8/5/2023). 

Pembantu pengemudi berteriak dan mengejar bus, tapi bus terus melaju menabrak lereng sebelah kanan dan berkurang kecepatannya.

Namun bus tetap bergerak di jalan menurun dan menabrak lereng lagi, bus terus bergerak mendekati tepi jurang di sebelah kiri, menabrak warung, lalu terguling sebanyak tiga kali dan jatuh ke jurang Sungai Guci. 

"Sesuai hasil investigasi, bisa kami katakan bus dalam kondisi layak dan sudah kami buktikan secara teknis khususnya rem parkir dalam kondisi layak. Tapi pada saat kejadian, sopir memang berada di luar bus dan dalam kondisi mesin hidup."

"Kenapa bus bisa meluncur, karena kondisi tanah labil, ganjal bannya ambles, posisi parkir menurun sehingga terjadi perubahan dari posisi statis ke posisi dinamis."

"Dimana rem parkir itu tidak diperuntukkan untuk memberhentikan bus, tapi menjaga bus supaya tidak jalan. Tapi karena kondisi tanahnya labil, ambles, terjadilah bus terjun ke sungai," terang Soerjanto Tjahjono. 

Melihat hasil investigasi tersebut, maka Soerjanto Tjahjono, mengimbau kepada pengelola wisata agar lain kali menyediakan tempat parkir yang memang layak, aman, dan kontur tidak menurun (turunan), karena hal itu bisa menimbulkan bahaya. 

Secara tegas, Soerjanto Tjahjono menyebut bahwa tempat parkir yang digunakan bus pariwisata tersebut tidak memenuhi persyaratan keamanan. 

Sementara itu, Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan, menerangkan dari hasil investigasi dan analisis dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berkontribusi pada kejadian kecelakaan bus pariwisata tersebut, yaitu bus parkir di tempat dengan posisi kemiringan kritis dan tanah yang tidak stabil, dengan hanya mengandalkan sistem rem parkir untuk mempertahankan posisi dan dua buah ganjal roda di roda depan dan belakang. 

Penambahan jumlah barang dan penumpang diatas bus sekitar 2,8 ton, hal ini menyebabkan ketahanan rem parkir mobil bus berubah dari statis menjadi dinamis. 

Karakteristik rem parkir harusnya dipahami oleh operator mobil bus, sehingga perilaku dan kebiasaan pengemudi khususnya saat menyalakan mesin agar berada di ruang kemudi. 

Berdasarkan temuan-temuan di lapangan yang sudah diolah, lanjut Wildan, KNKT juga memberikan saran prosedur parkir dan persiapan keberangkatan bus apabila bus terpaksa harus diparkirkan di jalan menurun atau menanjak.

Dalam prosedur tersebut pengemudi harus mencari tanah yang padat, parkir kendaraan pada posisi yang benar, aktifkan rem parkir, pastikan tabung angin terisi penuh, matikan mesin, masukkan ke gigi mundur (Return), dan pasang ganjal roda minimal di roda yang bebas. 

Ketika akan berangkat kembali, saat menghidupkan mesin, kembalikan posisi ke gigi netral, hidupkan mesin dan jangan tinggalkan kendaraan dalam keadaan mesin hidup dan dalam posisi berada di lereng.

Pengemudi juga tidak diperbolehkan meninggalkan kendaraan untuk menjaga ruang kabin pengemudi tetap steril dan pengemudi sudah siap dengan rem utama.

"Ada beberapa rekomendasi yang kami sampaikan, seperti mengatur tempat peristirahatan bagi pengemudi, dan memberikan edukasi kepada pengemudi bus, truk atau lainnya agar memahami sistem rem."

Halaman
123
Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved