Berita Tegal
Melihat Tradisi Ruwat Bumi di Dermasuci Kabupaten Tegal, Gunungan Hasil Bumi Diarak Keliling Desa
Ratusan warga Desa Dermasuci, Kabupaten Tegal antusias berebut gunungan hasil bumi berisi sayuran dan buah-buahan yang menjadi angkaian ruwat bumi.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: m zaenal arifin
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Ratusan warga Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal antusias berebut gunungan hasil bumi berisi sayuran dan buah-buahan yang menjadi salah satu rangkaian ruwat atau sedekah bumi, pada Rabu (31/7/2024) sore.
Sejak pagi hari, warga sudah berkumpul di halaman Balai Desa Dermasuci, untuk mengikuti rangkaian acara yang diawali prosesi ruwat bumi bersama Ki Dalang Taryo.
Kemudian dilanjutkan pada sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, prosesi arak-arakan gunungan hasil bumi dan pusaka Desa Dermasuci.
Setelah penyerahan pusaka Desa Dermasuci dari tokoh desa kepada Kepala Desa Dermasuci Mulyanto, kemudian warga langsung berebut gunungan hasil bumi yang sebelumnya sudah diarak keliling desa.
Tidak membutuhkan waktu lama, satu gunungan hasil bumi berisikan sayur dan buah-buahan langsung ludes diserbu ratusan warga.
Ditemui setelah acara, Kepala Desa Dermasuci Mulyanto menjelaskan, kegiatan ruwat atau sedekah bumi terselenggara rutin tepatnya setiap Bulan Muharam.
Baca juga: Lebih Menguntungkan, Petani Teh Desa Pacet Reban Batang Beralih ke Peternakan Sapi Perah
Rangkaian kegiatan diawali pada 10 Muharam yaitu santunan anak yatim piatu.
Kemudian pada Selasa (30/7/2024) malam berlangsung istighosah, diikuti tokoh agama, tokoh masyarakat dan tentunya warga Desa Dermasuci.
Puncaknya pada Rabu (31/7/2024), berlangsung kegiatan ruwat bumi yang ditandai dengan warga berebut air suci dari tujuh sumber mata air.
Setelahnya arak-arakan pusaka Desa Dermasuci dan hasil bumi.
Rangkaian kegiatan ruwat bumi Desa Dermasuci diakhiri pagelaran wayang golek pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB.
"Ruwat atau sedekah bumi ini merupakan tradisi yang diwariskan dan amanah dari leluhur Desa Dermasuci. Sehingga kami berupaya menjaga, merawat dan menjalankan tradisi tersebut. Mudah-mudahan lewat kegiatan ini apa yang menjadi harapan warga bisa terwujud," ungkap Mulyanto.
Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pegadaian Kanwil Semarang Tawarkan Pinjaman Bebas Bunga
Dikatakan Mulyanto, pelaksanaan ruwat bumi ini juga berkaitan dengan mitos yang biasa dibicarakan atau menyebar di tengah masyarakat.
Adapun mitos yang dimaksud, yakni ketika tidak melaksanakan ruwat atau sedekah bumi, maka akan terjadi pagebluk atau penyebaran wabah penyakit.
"Mudah-mudahan dengan dilaksanakannya ruwatan bumi ini, pagebluk tidak masuk ke Desa Dermasuci," harap Mulyanto.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/Ruwat-bumi-Desa-Dermasuci-Tegal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.