Tanah Longsor di Petungkriyono

Warga Dukuh Tembelan Pekalongan Masih Terisolir, Logistik Dikirim dengan Tali Katrol

Warga Dukuh Tembelan, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, masih terisolir setelah bencana longsor dan banjir bandang.

|
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: m zaenal arifin
Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo
JEMBATAN PUTUS - Kondisi jembatan Kali Welo di Petungkriyono, Pekalongan, terputus akibat banjir bandang sehingga membuat warga Dukuh Tembelan terisolir. Terlihat, warga menarik tali katrol untuk menerima bantuan logistik dan mendistribusikannya kepada warga terdampak, Rabu (29/1/2025). (TRIBUN PANTURA/ INDRA DWI PURNOMO) 

"Namun, sejak lima hari terakhir, bantuan tali tambang dari donatur memudahkan pengiriman barang dengan sistem katrol," jelas Bambang.

Warga Bertahan dengan Bantuan

Bambang menambahkan bahwa putusnya jembatan ini berdampak besar pada perekonomian warga Petungkriyono.

Biasanya, jalur ini menjadi akses utama perdagangan antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara. 

Kini, satu-satunya alternatif adalah jalur memutar melalui Banjarnegara, yang juga tertutup longsor di beberapa titik.

"Dukuh ini masih terisolir, dan aksesnya sangat ekstrem. Jika melewati Kasimpar, ada titik longsor yang belum bisa dilalui. Saat ini, logistik masih aman, tetapi aksesnya yang sangat sulit," tambahnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Tim SAR Temukan Lagi Satu Korban Longsor dan Banjir Bandang di Petungkriyono

Setelah logistik tiba di seberang jembatan, warga yang menunggu akan membawanya menggunakan sepeda motor menuju masjid di dukuh tersebut untuk didistribusikan lebih lanjut.

"Ada sekitar 10 petugas yang berjaga di lokasi dari pagi hingga maghrib. Saat ini, kebutuhan yang paling mendesak adalah bahan makanan tahan lama seperti ikan asin dan beras. Sementara kebutuhan air dan pakaian sudah mencukupi," pungkas Bambang.

Hingga kini, warga masih berharap ada solusi permanen untuk membangun kembali jembatan utama agar aktivitas mereka bisa kembali normal dan tidak terus bergantung pada jalur darurat yang berisiko tinggi. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved