TRIBUN-PANTURA.COM, KENDAL - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal kembali menahan simulasi pembelajaran tatap muka.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Disdikbud Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi di tengah polemik adanya simulasi pembelajaran tatap muka di sejumlah daerah di Jawa Tengah.
Kata Wahyu, Disdikbud belum akan melakukan simulasi maupun pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat.
Hal tersebut berlaku dari sekolah tingkat Paud hingga SMP sederajat selagi kasus covid-19 di Kabupaten Kendal belum mereda.
• Tiga Unit Pertashop Hadir di Kabupaten Tegal, Apa Bedanya dengan Pertamini?
• Seorang Pria Terancam Penjara Seusai Tinggalkan Selingkuhannya yang Kejang Pasca Berhubungan Seks
• Harga Emas Antam di Semarang Hari ini Mengalami Kenaikan Rp 1.000 Berikut Daftar Lengkapnya
• Menteri Perindustrian Usulkan Relaksasi Pajak Mobil untuk Dorong Industri Otomotif
"Prinsip kita patuhi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan pembelajaran saat pandemi."
"Kita tidak mau melanggarnya, apalagi Kendal masih zona merah," terangnya, Jumat (11/9/2020).
Wahyu menyadari banyaknya orangtua yang menginginkan pembelajaran tatap muka.
Sebagaimana evaluasi pembelajaran yang dilakukan Disdikbud Kendal beberapa waktu lalu, 72 persen orangtua siswa menginginkan pembelajaran tatap muka diaktifkan.
Salah satu faktornya adalah beban yang semakin berat dipikul orangtua siswa saat pembelajaran secara daring maupun luring terus diterapkan.
Kata Wahyu, Disdikbud Kendal pun sudah mempersiapkan formula pembelajaran tatap muka manakala siap untuk diterapkan di tengah pandemi.
Hanya saja, pihaknya menunggu perkembangan covid-19 di wilayah sekitar dengan pertimbangan minimal sudah dinyatakan sebagai zona kuning ataupun zona hijau.
"Kalaupun untuk simulasi dengan mendatangkan anak-anak, itu nanti pada saatnya."
"Minimal zona kuning atau zona hijau. Itupun kita harus kordinasi dengan dinas kesehatan dan kepala daerah," ucapnya.
Pihaknya berjanji akan segera menyampaikan informasi sedetail mungkin bersama dengan skema pembelajaran tatap muka jika situasi sudah mendukung.
Pada nantinya, orangtua juga sebagai penilai apakah skema yang diusulkan diterima dan didukung untuk diterapkan.
Karena kata Wahyu, dalam situasi saat ini, kesehatan dan keselamatan para siswa menjadi hal yang utama dan tidak boleh dianggap sepele.
• Diming-imingi Burung, Bocah Lelaki 6 Tahun Dicabuli Pemuda Pengangguran 20 Tahun
• Siapkan Kipas Portabel! Suhu di Kota Semarang Bisa Capai 35 Derajat Celcius Hari Ini
• Sama-sama Belum Pernah Menang, Bisakah Timnas U19 Tundukan Arab Saudi Nanti Malam?
• Cek Rekening! Hari Ini Jadwal Transfer Bantuan Subsidi Gaji Gelombang 3
"Saya bilang, ini opsi yang terbaik saat ini yang bisa kita lakukan. Sembari kita fokus persiapkan sarana dan prasarana pendukung kesehatan di sekolah," ujarnya.
Selain itu, Disdikbud Kendal fokus menyiapkan dan menyesuaikan kurikulum darurat sebagai bahan ajar siswa.
Pihaknya juga menyiapkan beberapa diseminasi atas kreatifitas dan inovasi para guru penggerak dalam melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Karena itu, kami mohon pengertian dan pemahamannya dengan situasi dan kondisi darurat ini."
"Pada waktunya, kita akan coba kembalikan sistim pembelajaran secara bertahap ke bentuk semula," harapnya. (Sam)