TRIBUNPANTURA.COM - Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) telah menggelar Kongres I di Ponpes Qomaruh Huda, Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), kemarin.
Dalam Kongres I, Witjaksono, terpilih sebagai ketua umum (Ketum) pengurus pusat (PP) SNNU, secara aklamasi.
Ketum Witjaksono mengusung dua agenda utama untuk kesejahteraan para nelayan Nahdliyin.
Baca juga: P2N-PBNU dan Kemenpora Gelar Pelatihan Wirausaha bagi Santri di Jepara, Jadug: Potensinya Besar
Baca juga: Alhamdulillah, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Dinyatakan Sembuh dari Covid-19
Baca juga: Kisah Ambok, Guru Ngaji yang Cabuli 6 Anak di Bawah Umur, Sempat Bebas Lalu Dipenjara 3 Tahun
Baca juga: Bagaimana Nasib Sopir Odong-odong Maut Pengangkut Rombongan Pengantin di Batang? Begini Kata Polisi
"Kemarin, kita telah sukses menggelar Kongres I SNNU dengan sukses. Kita juga menyepakati dua agenda utama yang diusung SNNU," kata Witjaksono, dalam keterangan tertulis, Minggu (19/12/2020).
Agenda pertama yaitu bidang perkonomian, di mana PP SNNU telah menyusun kerjasama dengan para investor asing, untuk mengelola potensi laut, utamanya lobster.
Hal ini, kata dia, agar masyarakat sekitar pesisir ikut serta berperan dalam pembesaran benur.
“Melihat kegaduhan yang terjadi belakangan ini terkait ekspor benur, sesuai anjuran Putusan Lembaga Batshul Masa'il PBNU, kita sepakat dan tidak ingin kejadian seperti ekspor benur (baby lobster) kembali terjadi."
"Makanya kita akan datangkan investor, agar potensi sektor kelautan dan perikanan yang ada bisa dikembangkan di dalam negeri, sehingga mempunyai nilai tambah, dan semua nelayan bisa dilibatkan untuk bisa membudidaya dan mengembangkan lobster,” ujarnya.
Agenda kedua, sambung pria yang akrab di sapa Mas Witjak ini, yaitu bidang jaminan sosial, berupa asuransi jiwa kepada nelayan Indonesia.
Ini sekaligus perjuangan bersama menuju pemerataan kesejahteraaan bagi nelayan.
"SNNU tidak ingin kekayaan laut kita hanya dinikmati oleh segelintir orang, karenanya SNNU akan terus memberikan kesempatan agar para nelayan mendapatkan hak-haknya sehingga kesejahteraan di kalangan nelayan benar-benar terwujud," ungkapnya.
Upaya ini dilakukan SNNU, lanjut Witjak, mengingat tren jumlah nelayan di Indonesia menurun.
Ini mengindikasikan bahwa profesi nelayan, khususnya nelayan kecil dan tradisional dianggap belum memberikan jaminan kesejahteraan dibanding profesi lainnya.
Untuk itu, kami (SNNU) sebagai badan otonom resmi yang berdiri berdasarkan pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang tahun 2015, ingin berkontribusi langsung turun ke lapangan agar nelayan kita bisa lebih maju dan sejahtera.
Apalagi sebagai negara maritim, sambung Witjak, Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang tinggi dari sektor kelautan dan perikanan, jika dikeloka dengan baik dan benar.
Untuk itu, perlu adanya perencanaan perlindungan dan pengelolaan sumber daya perairan yang matang.
”Bicara sektor kelautan dan perikanan sudah menjadi tanggung jawab setiap stakeholder, tanpa terkecuali SNNU, organisasi kemasyarakatan yang mewadahi nelayan dan masyarakat pesisir untuk keberhasilan pembangunan berhaluan kelautan,” tambahnya.
Harapannya, dengan hadirnya SNNU semua nelayan dan pelaku usaha perikanan yang terlibat di sektor kelautan dan perikanan terutama, para nelayan dan pembudidaya kecil bisa lebih berkembang dan sejahtera.
“Adanya Kongres ini salah satu bentuknya nyata kami menjembatani dan mempertemukan antara pelaku (nelayan) dan pemerintah langsung agar ditemukan formula dan kebijakan yang tepat demi pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya.
Kongres pertama SNNU ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj.
Pada Kongres ini pula banyak tokoh yang hadir, diantaranya Mustasyar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badaruddin, Ketua PBNU Dr. KH. Eman Suryaman, Ketua PWNU NTB Prof. TGH. Masnun Tahir.
Hadir juga Menko Perkonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Faudziyah, Kadisnaker Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB Yurson, Diskrimsus Polda NTB, Perwakilan Danrem Wirabakti 162 Mataram, utusan PW dan PC SNNU se Indonesia dan seluruh unsur banom dan lembaga Nahdlatul Ulama di NTB.
Adapun diakhir acara, kongres ditutup denggan doa yang dipimpin oleh Datuk Tuan Guru Turmudzi Badaruddin.
Saat membuka kongres, Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj menegaskan kalau NU mendukung penuh segala aktifitas SNNU, agar semua potensi laut yang dapat dikonsumsi, serta dimanfaatkan, bisa dikelola secara maksimal untuk kesejahteraan nelayan.
"Saya mendukung penuh, harapannya dengan adanya SNNU kesejahteraan nelayan bisa meningkat," tegasnya.
"Di sisi lain, kita harus bersyukur untuk senantiasa menjaga keutuhan dan keleastarian alam. Kita bisa menggali potensinya, tapi jangan sampai merusak," imbuh Said Aqil.
Ia menegaskan, NU sedari dulu mendukung penuh program kemaritiman di Indonesia dan ini bisa dibuktikan oleh sejarah bahwa asal mula pembentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, menyambut baik hadirnya SNNU.
“Saya melihat dengan terbentuknya SNNU ini menjadi sebuah langkah nyata dan juga tentu sebagai angin segar untuk para nelayan yang dapat menikmati program yang akan dijalankan kedepannya.” ujar Ida
Untuk itu, menurut Ida Fauziyah perlunya sebuah dukungan dari seluruh stakeholder yang ada, baik dari pemerintah maupun pihak organisasi kemasyarakatan dalam berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan para nelayan.
"Karena mereka menjadi ujung tombak dari negeri maritim ini.
Senada, Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan, bahwa para nelayan menyumbang cukup besar dalam kegiatan perekonomian yang berada di wilayah pesisir.
"Hal tersebut menjadi sumbangsih mereka terhadap keadaan seperti saat ini, dimana kita berada disituasi yang tidapa dapat diprediksi," ujarnya.
Sedangkan, Ketua Pelaksana (OC) Kongres I SNNU 2020, Jadug Trimulyo menyatakan bahwa Kongres I SNNU sesuai dengan mandat yang tertuang dalam SK Nomor 532/A.II.04.d/06/2020.
“Sesuai dengan mandate dari PBNU, SNNU telah terbentuk dilebih dari 70 persen Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, selain melaksanakan kegiatan keorganisasian dan sosial lain sesuai tenggat waktu yang diberikan."
"Dengan adanya Kongres SN NU Pertama ini menjadi tonggak sejarah kedaulatan nelayan nusantara dan SNNU menunjukkan kesiapan untuk menajadi Badan Otonom NU secara definitif yang berfokus pada bidang kelautan dan perikanan," ucapnya. (*)
Baca juga: Hasil Rapid Test Antigen Jadi Syarat Bepergian, Bagaimana Akurasinya Dibanding Tes Covid-19 Lain?
Baca juga: Barcelona Bisa Pasrah Lepas Lionel Messi ke PSG karena Satu Hal Ini, Apa Itu?
Baca juga: Kisah Supardi Bangun Sekolah di Pedalaman Pulau Jawa, Iuran Seikhlasnya dan Terima Hasil Bumi
Baca juga: Viral Video Wanita Bermasker Curi Perhiasan di Toko Emas Pekalongan, Polisi: Senilai Rp19 Juta