Berita Pemalang

Tugu Gerobak Nasi Goreng Desa Jrakah Jadi Ikon Baru Pemalang, Ini Kata Bupati Agung

Penulis: budi susanto
Editor: yayan isro roziki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tugu gerobak nasi goreng berdiri di samping gapura Desa Jrakah, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, beberapa waktu lalu.

Penulis : Budi Susanto 

TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Gerobak nasi goreng di Desa Jrakah, Kecamatan Taman, yang dibangun di atas tugu jadi ikon baru Kabupaten Pemalang. 

Tugu gerobak nasi goreng yang dibangun warga beberapa waktu lalu, awalnya untuk penanda mayoritas warga desa setempat, yang banyak menjadi penjual nasi goreng keliling. 

Kini, Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, mengukuhkan tugu gerobak nasi goreng di Desa Jrakah sebagai ikon baru untuk Pemalang.

Baca juga: Gondorukem dan Boxer, Dua Komoditi Ekspor Andalan Kabupaten Batang, Nilainya Capai Ratusan Miliar

Baca juga: Teror Pecah Kaca Truk di Kendal Masih Diselimuti Kabut Misteri, Ini yang Dilakukan Polisi

Baca juga: Ramadan, Petani Melon di Batang Raup Untung Berlipat, Permintaan Buah Ini Meningkat 50 Persen

Baca juga: Mengintip Aktivitas Menulis Al Quran di Ponpes Mumtaza Banjarnegara, Diikuti Peserta Lintas Usia

Beberapa waktu lalu, Bupati Agung sempat datang dan meresmikan tugu senilai Rp 50 juta dari iuran warga itu. 

Bahkan saat dikunjungi Bupati Agung, Senin (12/4) lalu, warga membagikan 1.000 porsi nasi goreng untuk masyarat.

Tugu gerobak nasi goreng berdiri di samping gapura Desa Jrakah, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, beberapa waktu lalu. (Tribunpantura.com/Budi Susanto)

Bupati Agung menjelaskan, tugu gerobak nasi goreng jadi kebanggaan untuk Kabupaten Pemalang. 

"Tak hanya warga yang di Pemalang, namun gerobak nasi goreng juga jadi kebanggaan bagi warga Pemalang yang merantau," jelasnya, Selasa (13/4/2021).

Dilanjutkannya, simbol baru untuk Kabupaten Pemalang itu, diharapkan Bupati Agung, bisa memacu semangat warga Pemalang yang menjadi penjual nasi goreng keliling. 

"Para pedagang nasi goreng dari Pemalang yang kini merantau di luar daerah, semoga tetap mendapat kesuksesan, dan meningkat ekonominya," paparnya. 

Terpisah, Listiyono, satu di antara warga Desa Jrakah, menerangkan, menjadi penjual nasi goreng keliling sudah jadi tradisi bagi warga Desa Jrakah. 

"Sejak 1975 warga Desa Jrakah merantau menjadi penjual nasi goreng, bahkan sampai sekarang ada 2.000 warga lebih yang menjadi penjual nasi goreng di beberapa wilayah," tambahnya. (*)

Baca juga: 90 Orang Calhaj dan Lansia di Slawi Divaksin pada Pagi Hari Pertama Ramadan, Begini Penjelasannya

Baca juga: Dari 17.000 Lansia di Tegal, Baru 24 Persen yang Divaksin, Dinkes Bakal Lakukan Strategi Ini

Baca juga: Nilai Ada Kejanggalan dalam Putusan Hakim, Koalisi LSM Jateng Datangi PN Semarang

Baca juga: Awal Ramadan Kondisi Pasar Sepi dan Lesu, Pedagang Pasar Trayeman Slawi Mengeluh