Berita Pemalang
Siswi SD Pemalang Wakili Jateng Raih Juara Lomba Bertutur Nasional
Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Pemalang berhasil meraih juara lomba bertutur yang diikuti seluruh pelajar SD sederajat dari Tanah Air.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM,SEMARANG- Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) Kabupaten Pemalang berhasil meraih juara lomba bertutur yang diikuti seluruh pelajar SD sederajat dari seluruh Tanah Air yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas).
Dewan juri terdiri dari Subekti Makdriani (Pustakawan Ahli Utama Perpustakaan Nasional), Kunduri (Pendongeng), Awam (Pendongeng), Roslina Verauli, (Psikolog Anak) dan Ana P Dewiyana (Penulis buku anak).
• Mulanya Terjaring Razia Masker, Tiga Muda-mudi di Tegal Malah Ketahuan Bawa Obat Keras
• Satu ASN Pemkab Karanganyar Terkonfirmasi Positif Covid-19, 18 Orang Jalani Tes Swab
• Demi Untung Rp 35 ribu per 10 Butir, Warga Kebumen Nekat Jualan Pil Koplo
Dewan juri menetapkan ada 12 pemenang. Satu diantaranya Maya Dwi Andini dari SD 02 Cangak Bodeh Pemalang. Dengan judul cerita Kisah Sang Bagalbo Sakti Dari Gua Gunung Wangi dia mendapatkan juara tiga nasional.
Maya Dwi Andini menerima piagam penghargaan serta uang pembinaan yang diserahkan melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) Provinsi Jawa Tengah.
"Saya ikut bangga karena ada anak Jateng yang juara tiga. Dari Sabang sampai Merauke, lomba ini diikuti banyak anak dari 34 provinsi, beruntung Jateng juara," kata Kepala Dinas Arpus Jateng, Prijo Anggoro Budi Raharjo, Selasa (6/10/2020).
Menurutnya, jadi juara bukan merupakan tujuan akhir, tapi jadi pengungkit daya respon serta pengakuan agar bisa mempertahankan juara tersebut di masa mendatang.
Pemilihan juara, kata dia, memakai seleksi standar nasional. Artinya, anak- anak Jateng anak-anak yang cerdas, anak yang siap bersaing dengan kompetisi global pada saatnya nanti.
Terbukti ada anak yang bertempat tinggal jauh dari perkotaan bisa juara tingkat nasional. Ini semakin menguatkan bahwa kegemaran membaca anak Indonesia itu tinggi serta terus berinovasi.
"Arsip dan perpustakaan jadi makanan setiap hari. Karena untuk terbiasa bertutur tentang suatu informasi, anak-anak sudah mencari informasi lebih terlebih dahulu," ucap pria yang pernah menjabat Camat Somagede Banyumas ini.
Arsip dan buku bisa membuka jendela ilmu pengetahuan, bisa tahu di dunia ini ada apa.
"Cerita tentang Kancil Nyolong Timun sekarang tidak terdengar lagi. Cerita itu kalah dengan cerita milenial. Artinya ada pergeseran nilai, dan harus bisa memfilter yang tidak semestinya," ujarnya.
Seperti diketahui, lomba bertutur tersebut diselenggarakan mulai 7 September hingga 10 September. Lomba diadakan secara virtual karena masih dalam masa pandemi.
Sementara, Maya mengucapkan terimakasih kepada kepala sekolah, guru pembimbing dan semuanya yang selama ini sudah membimbing dan melatihnya dengan tekun dan sabar.
"Terimakasih bapak ibu guru yang sudah melatih Maya sampai seperti ini. Sampai mampu tampil di grand final lomba bertutur tingkat nasional," ucapnya.
• Jemaah Mushala di Kabupaten Tegal Dipukul Orang Ketika Sedang Sujud, Pelaku Belum Tertangkap
• Merokok Sembari Mengendarai Sepeda Motor Tenyata Bisa Dituntut Pidana, Ini Hukumannya
• Jelang Musim Penghujan, Berikut Beberapa Titik di Kabupaten Banyumas yang Rawan Longsor
Kisah Bagalbo Sakti dari Gunung Wangi yang dibawakan Maya, kata sang guru pembimbing, Lis Ajeng Noviani, berasal dari cerita rakyat Pemalang.