Penanganan Corona

Update Virus Corona Kabupaten Tegal Jumat 16 Oktober 2020, Muncul Klaster Puskesmas

Penyebaran kasus konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal masih terus bertambah. Bahkan sesuai update data terakhir pada Kamis (15/10/2020).

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
getty images
Ilustrasi virus corona atau Covid-19 

TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Penyebaran kasus konfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tegal masih terus bertambah.

Bahkan sesuai update data terakhir pada Kamis (15/10/2020) kemarin, jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Tegal sudah mencapai 478 orang.

Masih terus bertambahnya kasus Covid-19, menimbulkan klaster-klaster muncul di wilayah Kabupaten Tegal.

Setelah sebelumnya muncul klaster keluarga, sekolah, pasar, dan perkantoran, kini muncul klaster baru yaitu klaster di Puskesmas.

Baca juga: Klaster Ponpes di Banyumas Bertamabah, 76 Santri Positif Covid-19

Baca juga: Belasan Rumah Warga di Jabungan Semarang Rusak Disapu Puting Beliung

Baca juga: Tembakau dan Air Putih Jadi Rahasia Awet Muda Tarji Kakek Berusia Hampir Satu Abad

Hal ini, disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro, saat ditemui Tribun-Pantura.com, Kamis (15/10/2020) kemarin.

Joko menyebut, hampir semua puskesmas yang ada di Kabupaten Tegal ditemukan kasus positif Covid-19 yang menimpa tenaga kesehatan (nakes).

"Kenapa kami sebut sebagai klaster puskesmas? karena kemungkinan terjadinya penularan Covid-19 ada di lingkungan puskesmas."

"Jumlahnya berapa saya tidak hapal, tapi hampir sebagian besar puskesmas ada kasus positif untuk tenaga nakes," ungkap Joko, Kamis (15/10/2020).

Dijelaskan, setiap puskesmas jumlah nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 bervariasi, ada yang satu orang, dua orang, tiga orang, lima orang, dan lain-lain.

Adapun saat ini, nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19 ada yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Ada juga yang melakukan isolasi di rumah sakit.

Tapi, kebanyakan dari mereka di klaster puskesmas merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Saat ini klaster keluarga tetap yang mendominasi yaitu kurang lebih ada 27 keluarga yang menghasilkan klaster."

"Jadi semisal dalam satu keluarga, ayah nya yang terkonfirmasi positif Covid-19, lalu menularkan ke isteri, menantu, dan cucu yang satu rumah."

"Atau contoh lain seperti yang di Balapulang kulon, karena pemakaman tidak menggunakan standar Covid-19, dan ternyata sebagian keluarga dari yang meninggal juga positif, sehingga menularkan ke tetangga, pelayat, dan nakes nya juga," paparnya.

Ditanya mengenai kelanjutan kasus di Sawangan, Bumijawa, beberapa waktu lalu, Joko mengaku pihaknya belum mengambil tes swab keluarga atau pun kontak erat almarhum Hamam, yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Kurang Dari 24 Jam Dua Orang Meninggal Jadi Korban Tabrak Lari di Semarang, Polisi Buru Pelaku

Baca juga: Di Klaten ada Mie Ayam Cuma Rp 3.000, Penjual: Tetap Untung kok, Nggak Rugi

Baca juga: Hujan Semalam, Teras Rumah Milik Warga Lempongsari Semarang Ini Ambles Sedalam Sekitar 3 Meter

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved