Berita Semarang

TPS 7 Kelurahan Sambirejo Semarang Usung Konsep Pernikahan, Disediakan Makanan Gratis bagi Pemilih

Menggelar pesta demokrasi di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan para penyelenggara untuk berkreativitas.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Rival Almanaf
Istimewa/net
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - Menggelar pesta demokrasi di tengah pandemi Covid-19 tidak menyurutkan para penyelenggara untuk berkreativitas dalam menciptakan tempat pemungutan suara (TPS).

Satu diantaranya di TPS 7
RT 2 RW 4 Kelurahan Sambirejo, Kelurahan Gayamsari.

Petugas KPPS mengusung konsep pernikahan di TPS tersebut.

Lurah Sambirejo, Akbar Ali Murdin mengatakan, meski di tengah pandemi Covid-19, para KPPS tetap berkreativitas menciptakan TPS supaya dapat menarik minat warga menyuarakan hak pilihnya pada Pilwakot Semarang 2020.

Baca juga: 52 Surat Suara Pilkada Blora Dibakar

Baca juga: Striker PSIS ungkap kekhawatiran jika Liga 1 dilanjutkan tahun depan

Baca juga: Update Virus Corona Karanganyar Selasa 8 Desember 2020, Kecamatan Tasikmadu tertinggi Kasus Covid-19

Baca juga: Rumah Rusak Karena Gelombang Tinggi di Pantura Demak Dapat Bantuan Rp 1 Juta Per KK

Di TPS 7 Kelurahan Sambirejo, para pemilih nantinya akan merasakan menghadiri pesta pernikahan ketika menggunakan hak pilihnya. Dekorasi tenda dibuat mewah layaknya pernikahan.

Rencananya, para anggota KPPS juga akan menggunakan pakaian adat Jawa yakni beskap, sebagai among tamu.

"Konsep ini digagas oleh warga. Karena ini pesta demokrasi yang diselenggarakan saat Pandemi Covid-19, tentunya untuk meningkatkan minat masyarakat agar mau menggunakan hak pilih," papar Akbar.

Selain dekorasi bertema pernikahan, lanjut dia, tersedia makanan gratis bagi para pemilih layaknya pesta pernikahan. Meski demikian, protokol kesehatan tentu diterapkan secara ketat sesuai aturan KPU. Pemilih tidak diperbolehkan bergerombol saat makan.  

"Protokol kesehatan ketat. Kami mengimbau masyarkaat tidak usah khawatir. Mereka nyaman seneng. Setelah nyoblos bisa menyantap hidangan gratis untuk warga," sebutnya.

TPS ini, kata dia, memang selalu mengangkat tema unik setiap ada pesta demokrasi. Biayanya sendiri berasal dari sengkuyung warga. Sedangkan persiapan pembuatan TPS ini sudah dilakukan sejak sepekan sebelum gelaran Pilkada.

Akbar menyebutkan, ada 266 pemilih yang terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT). Warga dan panita lainnya sudah siap mengarahkan pemilih agar tidak bergerombol.

"Misalnya setelah makan tidak boleh ngerumpi dulu, langsung pulang," tegasnya.

Penggagas konsep sekaligus ketua LPMK Kelurahan Sambirejo, Atmadji menjelaskan, ide ini muncul saat pertemuan RT menjelang Pilwakot. Warga sepakat untuk ikut menyukseskan penyelenggaraan Pilkada dengan partisipasi masyarakat yang tinggi.

Baca juga: Petugas Damkar Habiskan 14.000 Liter Air untuk Padamkan Api di Ruang Isolasi Covid-19 di RSUD Kraton

Baca juga: Dinkop UKM Pemkab Purbalingga Usulkan 64613 Pelaku Usaha Mikro Dapat BLT UMKM

Baca juga: Tingkatkan Partisipasi Pemilih, PGRI Jateng Ajak Guru Coblos di Pilkada: Tapi Tetap Netral

Baca juga: Pilbup Kebumen, Warga Diimbau Patuhi Protokol Kesehatan

"Kita sengkuyung bareng, bagaimana caranya agar DPT bisa datang semua. Jadi konsepnya dibikin kayak orang mantu," katanya.

Alur pencoblosan, papar dia, pemilih datang wajib mencuci tangan sebelum masuk ke TPS dan cek suhu tubuh.

Jika di bawah 37,3 derajat, mereka dipersilahkan masuk dan menunggu antrean di kursi putih yang telah diberi jarak.

"Jika sudah, nyoblos kami persilahkan makan. Ada bakso, soto, bubur, sate dan makanan kecil. Sesuai imbauan, tidak boleh mengajak anak kecil," jelasnya. (eyf)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved