Berita Regional
Sempat Kecewakan Ibu Karena Jadi Pemulung Setelah Lulus Kuliah, Pria Ini Kini Raih Kalpataru
Seorang sarjana yang menjadi pemulung tentu sangat sedikit jumlahnya, atau mungkin tidak ada.
TRIBUN-PANTURA.COM, BANDUNG - Seorang sarjana yang menjadi pemulung tentu sangat sedikit jumlahnya, atau mungkin tidak ada.
Namun, pilihan itu diambil oleh Indra Darmawan, pria yang kini berusia 48 tahun itu menceritakan sempat memulung setelah lulus S1.
Tidak heran keputusan itu membuat orang terdekatnya kecewa.
Sebagai seorang mahasiswa, tentu orangtuanya berharap ia mendapat pekerjaan yang lebih baik.
Baca juga: Tanggapi Naiknya Harga Kedelai di Kabupaten Tegal, Suspriyanti: Kami Sudah Melapor ke Provinsi
Baca juga: Berikut Daftar Jalan di Kota Semarang yang Ditutup Selama PSBB Jawa Bali, Tidak Semua Tutup 24 Jam
Baca juga: Kapolri Terbitkan Telegram, Kerahkan Personel untuk Penegakan PSBB Jawa Bali
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Hari ini, Mengalami Penurunan Rp 2.000 Berikut Daftar Lengkapnya
Namun siapa sangka, kini awal kelam pasca gelar wisuda itu justru membawanya sebagai peraih penghargaan Kalpataru.
Kini, yayasan yang didirikan dan dipimpinnya, Bening Saguling Foundation meraih Kalpataru untuk kategori penyelamat lingkungan.
Anugerah itu diberikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) atas jasa Bening Saguling Foundation menyelamatkan lingkungan Citarum, sungai yang disebut World Bank sebagai yang terkotor di dunia pada 2018.
“Ini Kalpataru pertama untuk Kabupaten Bandung Barat,” ujar Indra seperti dikutip Kompas.com di kediamannya, Kampung Babakan Cianjur, Cihampelas, pada awal Januari 2021.
Indra mengatakan, ada 170 peserta se-Indonesia yang diusulkan ke KLHK.
Dari jumlah itu, tersaring 20 peserta untuk diwawancara dan dicek ke lapangan.
Kemudian, diambil 10 peserta hingga akhirnya diumumkan siapa penerima Kalpataru.
Pria kelahiran Bandung 7 Maret 1972 ini tidak mengetahui pasti indikator penilaian KLHK.
Namun, kegiatan yayasannya mencakup rencana aksi global (SDG’s), pemberdayaan, pendidikan, luas wilayah dan dampak kepada lingkungan dan masyarakat yang tinggi.
Mengolah eceng gondok Adapun salah satu kegiatannya mengatasi persoalan eceng gondok di Citarum.
Saat ini luasan eceng gondok di Citarum mencapai 80 hektar.