Berita Pemalang
Banyak Warga Menjadi Penjual Nasi Goreng, Gerobak Nasi Goreng Dijadikan Ikon Desa
"Loh kok ada grobak nasi goreng nyangkut di sebelah gapura" kata tersebut acap kali dilontarkan pengguna jalan di wilayah Desa Jrakah Pemalang.
Penulis: budi susanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, PEMALANG - "Loh kok ada grobak nasi goreng nyangkut di sebelah gapura" kata tersebut acap kali dilontarkan pengguna jalan yang melintas di wilayah Desa Jrakah Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang.
Pasalnya, gerobak itu ditempatkan di atas bangunan menyerupai panggung dari beton berpilar empat, dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Grobak nasi goreng tersebut juga dijadikan ikon Desa Jrakah layaknya monumen kebanggan warga.
Ikon warga Desa Jrakah yang tengah dibangun itu acap kali menjadi sorotan pengguna jalan.
Baca juga: 9.888 KPM Kota Tegal Terima Bantuan Sosial Tunai
Baca juga: Insentif Rp 1 Juta untuk Pasien Covid-19 yang Isolasi Mandiri di Batang Dihapuskan
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Tegal Inisiator Konser Dangdut Divonis Bersalah, Wasmad Dihukum 6 Bulan Penjara
Baca juga: WhatsApp Punya Aturan Baru, Semua Data Disetor ke Facebook, Begini Tanggapan Menkominfo
Pihak desa sengaja memajang gerobak itu lantaran banyak warga desa merantau dan menjadi penjual nasi goreng keliling.
Bahkan tak hanya di wilayah Pemalang Raya, warga desa juga merantau di berbagai daerah di Indonesia.
Menurut Taryono, Kepala Desa Jrakah, gerobak nasi goreng yang dipapang di samping gapura desa menjadi simbol pekerjaan yang dijalani warga.
"Di sini ada 8 ribu penduduk, dan 20 persen lebih warga menjadi penjual nasi goreng di berbagai wilayah di Indonesia," paparnya melalui sambungan telpon, Selasa (12/1/2021).
Dilanjutkannya, lewat ikon tersebut, desa ingin memberi semangat ke warga yang merantau.
"Mereka merupakan pejuang bagi keluarga, bahkan tidak hanya merantau di Pemalang, ada yang di Kalimantan, Riau, Kudus dan beberapa daerah lainya," jelasnya.
Ia menjelaskan ikon Desa Jrakah yang dibangun satu bulan lalu lewat swadaya itu, belum rampung 100 persen.
"Dana yang dihabiskan sekitar Rp 50 juta, dana tersebut iuran dari warga Desa Jrakah," ucapnya.
Baca juga: Pura-pura Dibegal, Terluka dan Lupa Ingatan, Ternyata Pria Ini Takut Istri
Baca juga: Kasus Korupsi Tamzil Inkrah, Hartopo Segera Dilantik Jadi Bupati Kudus Definitif?
Baca juga: Harun Yahya Pendakwah Turki Tolak Evolusi Darwin Dihukum 1.075 Tahun Penjara, karena Kejahatan Seks
Baca juga: Jembatan Kereta Putus di Brebes, KA Tegal-Purwokerto Dibatalkan, Ini Daftar Kereta yang Terdampak
Taryono menerangkan, ia juga pernah menjadi penjual nasi goreng keliling sejak 1993 hingga 2006 silam.
"Sebelum jadi kepala desa saya juga jadi penjual nasi goreng, untuk itu lewat tugu gerobak nasi goreng ini kami ingin memberikan makna bahwa kami dibesarkan dari hasil penjualan nasi goreng," terangnya.
Ia menerangkan, setelah rampung pembangunan ikon desa itu, warga akan menggelar tasyukuran.
"Tasyukuran akan kami gelar untuk mengingat latar belakang kami sebagai penjual nasi goreng keliling," tambahnya. (bud)