Berita Blora
Ihwal Dugaan Kebocoran Soal Seleksi Pengisian Perangkat Desa, Ini yang Dilakukan Inspektorat Blora
Ihwal Dugaan Kebocoran Soal Seleksi Pengisian Perangkat Desa, Ini yang Dilakukan Inspektorat Blora
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, BLORA – Inspektorat Kabupaten Blora akan menindaklanjuti aduan yang dilakukan oleh sejumlah peserta seleksi pengisian perangkat desa.
Tindak lanjut yang akan dilakukan yakni dengan mengumpulkan sejumlah keterangan.
Diketehui, soal seleksi perangkat desa di Blora diduga bocor, sehingga menguntungkan segelintir peserta tertentu.
Baca juga: Soal Seleksi Pengisian Perangkat Desa di Blora Diduga Bocor, Ada Kiriman dari Guru Les
Baca juga: Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama Pemberlakuan PTM di Batang, Ini yang Dikatakan Bupati Wihaji
Baca juga: Belum Sepekan Dilantik Jadi Bupati Blora, Arief Rohman Banjir Aduan Soal Jalan Rusak
Baca juga: Warga Dilarang Parkir di Jalan Pancasila, Ini Tiga Kantong Parkir yang Disedikan Pemkot Tegal
“(Aduan) akan kami pelajari. Akan kami kroscek ke lapangan kepada semua pihak,” ujar Kepala Inspektorat Kabupaten Blora, Kunto Aji, kepada Tribunjateng.com, Selasa (9/3/2021).
Kunto melanjutkan, pengumpulan keterangan yang akan pihaknya himpun bisa dengan cara turun langsung menemui sejumlah panitia seleski, atau memanggilnya.
Katanya, dalam pembuktian aduan tersebut pihaknya juga harus cermat dan hati-hati.
“Pembuktian masih jauh. Harus hati-hati. Kami harus cermat melihat persoalan ini. Regulasinya sendiri, wewenang pengisian perangkat ada di desa,” tandas dia.
Diketahui, pada Senin (8/3/2021) sejumlah warga dari Kecamatan Jepon mendatangi Inspektorat Blora.
Mereka mengadukan adanya dugaan tidak transparansinya panitia seleksi pengisian perangkat desa. Selain itu, mereka juga mengaduan dugaan kebocoran soal tes seleksi.
“Iya ada lampiran dalam aduan berupa screenshot-an. Ya saya belum bisa membuktikan. Masih dugaan,” kata dia.
Sejumlah warga yang mengadukan merupakan perwakilan dari 11 desa di Kecamatan Jepon yang menggelar seleksi pengisian perangkat desa. Mereka juga tercatat sebagai peserta seleksi.
Soal diduga bocor, ada kiriman dari guru les
Sebelumnya diberitakan, sjumlah peserta seleksi pengisian perangkat desa di Kabupaten Blora menduga adanya kebocoran soal seleksi.
Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya foto soal seleksi tes komputer sebelum tes dilaksanakan.
Salah seorang peserta seleksi pengisian perangkat desa, Sumartin, mengatakan, dia mendapatkan soal tersebut dari pembimbing les komputernya pada 27 Februari 2021.
Padahal, tes kecakapan mengoperasikan microsoft word dan excel baru dilaksanakan pada 1 Maret 2021 dengan menggandeng pihak ketiga yakni Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI) Rembang.
Sumartin ini merupakan salah seorang peserta seleksi perangkat desa formasi sekretaris desa di Desa Jatirejo, Kecamatan Jepon, Blora.
Berhubung salah satu tes seleksinya yakni kecakapan mengoperasikan word dan excel, Sumartin pun terlebih dulu belajar dengan seorang pembimbing les komputer.
Pada 27 Februari, Sumartin mendapat kiriman foto soal kecakapan microsoft word dan excel dari pembimbing lesnya melalui aplikasi Whatsapp.
Saat itu dia mengabaikan soal kiriman itu begitu saja.
Baru setelah dia menjalani tes kecakapan komputer 1 Maret 2021 di SMK 2 Rembang, dia baru sadar ternyata foto soal yang tempo hari dikirimkan oleh pembimbing lesnya sama persis dengan soal tes praktik word dan excel.
Sumartin pun mengejar pembimbing lesnya. Dia menanyakan dari mana foto soal itu berasal.
Pembimbing lesnya itu, kata Sumartin, mendapat foto soal dari salah seorang peserta seleksi pengisian perangkat desa dari Desa Balong, Kecamatan Jepon.
Peserta dari Balong itu juga belajar kecakapan komputer dengan orang yang sama yang menjadi pembimbing les Sumartin.
Kata Sumartin, pembimbing lesnya tidak tahu menahu jika foto soal dikirimkan kepadanya ternyata sama persis dengan soal tes yang berlangsung.
“Dari situ janggal, berarti kan ada dugaan soalnya bocor."
"Ada peserta yang diduga dapat soal, kemudian ditanyakan kepada pembimbing les,” ujar Sumartin , Rabu (3/3/2021).
Kemudian, lanjut dia, dia menduga jika dalam tes komputer terkait tempat duduk dan komputer yang dipakai telah direkayasa sebelumnya.
Sebab, dia yang merupakan peserta dengan nomor registrasi pertama malah mendapat tempat duduk nomor urut tiga.
“Saya dinyatakan tidak lolos, tapi prosesnya kok begini,” kata Sumartin heran.
Sementara itu peserta seleksi lainnya, Priyo Suwignyo mengatakan, dia juga menemui kejanggalan.
Pria yang mendaftar formasi Kaur Pemerintahan di Desa Jomblang, Kecamatan Jepon ini mengaku jika ada salah seorang peserta yang dinyatakan lolos, padahal untuk menyalakan komputer saja harus dibantu petugas.
Priyo yang dinyatakan tidak lolos ini pun akhirnya meminta kepada panitia seleksi terkait indikator penilaian tes.
“Saya tidak tahu, indikator penilaiannya seperti apa,” kata dia.
Priyo mengatakan, tes kecakapan mengoperasikan word dan excel ini berlangsung sekitar 25 menit. Waktu segitu dinilainya sangat mepet.
Baru setelah itu panitia seleksi dari desa mengumumkan lolos atau tidaknya peserta.
Sementara itu, Direktur AKSI Rembang, Moh Sugihariyadi menampik adanya kebocoran soal tes komputer.
“Kami pastikan kalau dari kami, pihak ketiga, tidak pernah melakukan pembocoran soal,” ujar Sugihariyadi.
Adanya dugaan kebocoran soal dari peserta yang gagal dinilainya wajar.
“Kalau pihak yang mampu, menganggap itu wajar, baik."
"Tetapi kalau mereka yang hasilnya tidak sesuai harapan, kebetulan tidak mampu muncul yang namanya rasa curiga."
"Jadi saya pikir dalam hal ini menyikapi wajar-wajar saja. Tetapi kami pastikan kebocoran itu tidak pernah terjadi.” (*)
Baca juga: Demokrat Ditagih Kembalikan Mahar Politik Pilkada Magelang Rp500 Juta, Begini Jawaban Rinto Subekti
Baca juga: E-Tilang Segera Diterapkan di Kabupaten Tegal, Kasatlantas: Semua Sudah Disiapkan
Baca juga: Hakim PN Semarang Lakukan Perbaikan Putusan soal Kasus Kepailitan, Kuasa Hukum: Kami Keberatan
Baca juga: Kawanan Pencuri Sikat Habis Rokok dan Kopi Saset Toko Berjejaring di Tegal, Aksinya Terekam CCTV