Berita Semarang
Kreatif, Kelompok Emak-emak Semarang Ini Sulap Sampah Jadi Emas, Begini Caranya
Ketelatenan emak-emak di Semarang dalam mengolah sampah berbuah manis. Mereka tekun bergelut dengan sampah yang mereka sulap jadi emas.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m zaenal arifin
Ia menjelaskan, pemasukan kelompoknya berasal pula dari kiat pengolahan sampah.
Pihaknya mengolah sampah menjadi produk seperti ecoenzim, sabun dan lilin berbahan jelatah, dan lainnya.
Sampah non-organik diolah menjadi bunga hias, kreasi kain perca, dan berbagai produk lainnya.
"Kami pasarkan juga melalui online. Hasil penjualan nanti masuk ke kas bank sampah Mawar," ucapnya.
Ia menambahkan, pihaknya terus mengedukasi masyarakat untuk menerapkan 3 R yakni Reuse, Reduce, Recyle, dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Pemkot Pekalongan Luncurkan Aplikasi Simpatikk, Ini Fungsinya
Yakni dari mengurangi penggunaan dan menggunakan kembali sampah ke fungsi lain hingga mengolahnya menjadi kerajinan tangan.
Selain itu, pelatihan rutin diberikan kepada komunitas maupun warga sekitar.
"Kami sosialisasi terus menerus, diedukasi tidak hanya dalam kegiatan formal melainkan kegiatan sehari-hari seperti saat kumpul bareng tetangga," ucapnya.
Terpisah, Ketua bank sampah Polaman Resik Sejahtera, Haryono mengatakan, menginisiasi bank sampah di Kelurahan Polaman karena keresahan terkait pengelolaan sampah di wilayahnya yang belum mendapatkan wadah.
Ia membangun bank sampah itu di tahun 2019. "Awalnya juga dikira orang gila,” katanya, Kamis (10/11/2022).
Masyarakat sekitar pesimis dengan apa yang dilakukannya.
Namun saat masyarakat mengetahui dan memahami, kini dukungan itu terus diperoleh.
“Pemerintah Kelurahan sini sangat mendukung dengan adanya bank sampah ini,” terangnya.
Dari 723 Kepala Keluarga di Kelurahan Polaman, 140 KK di antaranya sudah menjadi anggota bank sampah.
Haryono dalam melakukan aktivitas di bank sampah tersebut dibantu warga sekitar. Mulai dari pemilahan hingga penjualan.