Berita Jateng

Mengenal Ulama Karismatik KH Hisyam Abdul Karim, Kakek Mertua Ganjar Pranowo, Ini Riwayatnya

Kiai yang akrab dengan nama Hisyam Kalijaran adalah ulama kharismatik yang erat hubungannya dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Penulis: hermawan Endra | Editor: m zaenal arifin
Istimewa
Musta'id, di rumah jabatan Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Semarang, Sabtu (17/6/2023). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - KH Hisyam Abdul Karim, mungkin namanya tak se-masyhur ulama besar lain di Jawa Tengah.

Tapi bagi masyarakat Banyumas, terutama di Purbalingga, kiai yang akrab dengan nama Hisyam Kalijaran adalah ulama kharismatik yang erat hubungannya dengan Nahdlatul Ulama (NU).

Mbah Hisyam, begitu biasa dipanggil, tak lain adalah kakek dari istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Siti Atikoh.

Lahir dan besar di Purbalingga, sepak terjang Kiai Hisyam menjadi seorang ulama dilalui dengan penuh perjuangan.

Jejaknya dimulai dari pondok ke pondok. Berawal selama empat tahun di bawah bimbingan Al Mukarom Syeikh KH Muhammad Zuhdi, Ponpes Randegan, Banyumas.

Mbah Hisyam, demikian masyarakat Purbalingga mengenalnya, kemudian lanjut nyantri selama delapan tahun di Ponpes Jampes, Kediri, Jawa Timur, dalam asuhan Syeikh KH Muhammad Dahlan.

Achmad Musta'id Billah (70) pengasuh Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholichin Sholichat di Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, saat ditemui di kediamannya, Jumat (21/4/2023).
Achmad Musta'id Billah (70) pengasuh Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholichin Sholichat di Desa Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, saat ditemui di kediamannya, Jumat (21/4/2023). (Tribunpantura.com/Permata Putra Sejati)

Belasan tahun usai mengembara menuntut ilmu dan di usianya yang masih terbilang muda, tahun 1929 Mbah Hisyam pulang dan mendirikan Pondok Pesantren Sukawarah Roudlotus Sholichin, di Desa Kalijaran, Purbalingga.

Hingga kini, eksistensi Ponpes Kalijaran terus berlanjut. Di bawah asuhan anak-anak dan cucu-cucunya, ponpes tersebut menjadi salah satu tempat pendidikan rujukan bagi masyarakat di Banyumas Raya.

Termasuk kegiatan pengajian hari Sabtu atau lebih dikenal Setuan, yang sejak zaman Mbah Hisyam masih berlangsung hingga masa kini.

Saat ini Ponpes Kalijaran diasuh oleh KH Ahmad Musta'id Billah, salah seorang putranya. Walau telah wafat pada 12 Januari 1989, kharisma Mbah Hisyam tak lekang oleh waktu yang membuat masyarakat mempercayakan pendidikan anaknya di ponpes tersebut.

Mbah Hisyam adalah sosok ayah sekaligus guru, kenang Kiai Musta'id. Semangatnya menyebarkan Islam di Purbalingga sangat kuat hingga menurun ke anak dan cucunya.

Salah satu ajaran yang lekat di masyarakat dan santri Ponpes Kalijaran adalah nadhom dan terjemahan Lam Yahtalim. Syair tersebut berisikan keistimewaan Nabi Muhammad SAW.

"Kalau di Purbalingga, masyarakat ada yang kenalnya Mbah Hisyam Lam Yahtalim. Karena memang itu yang sampai saat ini terus diajarkan dan dilantunkan setiap harinya," kata Musta'id, ditemui di rumah jabatan Gubernur Jawa Tengah, Puri Gedeh, Semarang, Sabtu (17/6) lalu.

Kiai Musta'id menuturkan sejak Mbah Hisyam wafat, pengelolaan dan pengasuh Ponpes Kalijaran diteruskan turun temurun oleh anak-anaknya.

Hingga saat ini para cucu Hisyam Abdul Karim juga turut berperan pada berkembangnya ponpes Kalijaran.

Sumber: Tribun Pantura
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved