Berita Semarang

Melihat Ratusan Manuskrip Kuno di Walisongo Center Semarang, Ada Lontar Hingga Mushaf Abad 7

UIN Walisongo Semarang kini memiliki ratusan koleksi manuskrip kuno yang dipajang di gedung Walisongo Center.

Tribunpantura.com/Agus Salim Irsyadullah
Petugas Walisongo Center sedang menata naskah manuskrip kuno yang akan dipajang pada etalase, Jumat (2/2/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG - UIN Walisongo Semarang kini memiliki ratusan koleksi manuskrip kuno yang dipajang di gedung Walisongo Center.

Gedung itu dulunya perpustakaan kampus yang disulap menjadi tempat pameran koleksi manuskrip kuno.

Terdapat sekitar puluhan naskah asli yang ada di Walisongo Center.

Mulai dari medium lontar, kertas daluang, kertas biasa, maupun kertas produksi Eropa.

Sisanya, hasil duplikat dan hibah dari masyarakat.

Baca juga: BREAKING NEWS: Bawaslu Selidiki Aksi Bagi-bagi Amplop Puan Maharani Saat Kampanye di Banyumas

Ada juga naskah manuskrip dengan aksara Sasak, Lombok, Bali, Arab Pegon hingga Jawa.

Koleksi lainnya berupa manuskrip lontar cerita Ramayana dan warige kalender khas penanggalan masyarakat Bali. 

Walisongo Center juga memiliki koleksi duplikat Mushaf Sana'a dari Yaman yang berasal dari abad 7-8 dengan gaya tulisan yang belum banyak mengenal harakat. 

Naskah itu terpampang dalam etalase yang dilengkapi dengan keterangan pembuat dan jenisnya.

Baca juga: Gugat Gibran Wanprestasi, Kuasa Hukum Almas: Kalau Nagih, Ora Elegan, Wong Ya Mung 10 Juta

Penanggung jawab Walisongo Center, Anasom menerangkan Walisongo Center dibangun untuk mengingat perjalanan islam dari segi sanad kelimuan islam sejak zaman Rasulullah hingga sekarang.

Selain itu, tempat ini menjadi wujud implementasi pelaksanaan visi misi UIN Walisongo Semarang tentang revitalisasi kearifan lokal.

"Walisongo Center juga menjadi wadah edukasi sejarah Walisongo dan Islam nusantara," kata Anasom ditemui di Walisongo Center, Jumat (2/2/2024). 

Anasom menyebut, Walisongo Center memiliki fungsi sebagai museum, kajian, laboratorium, dan rekreatif. 

Baca juga: Bukan TPS Dekat Rumah, Ini Lokasi Cawapres Gibran Salurkan Hak Pilihnya pada Pemilu Besok

Dalam misi penyelamatan naskah kuno tulisan tangan tersebut, Walisongo center berhasil mengumpulkan lebih dari 60-an manuskrip dalam berbagai bidang tema dan ilmu. 

"Jika digabung dengan manuskrip hibah masyarakat dan hasil koleksi telah mencapai ratusan," imbuhnya.

Anasom menjelaskan, Walisongo Center memiliki koleksi manuskrip kuno dari berbagai jenis dari abad 18-20.

Seperti mushaf Alquran abad 18 dan 19, Fiqh, Aqidah Akhlaq, Tasawuf, Nahwu Shorof, sejarah wali hingga Primbon Jawa

Adapun naskah-naskah yang sudah dimiliki Walisongo Center ada dari K.H. Sholeh Darat, K.H. Bisri Mustofa, dan naskah milik rektor pertama UIN Walisongo Kiai Zubair al-Jaelani. 

Baca juga: Soroti Sumber Daya Alam di Desa-desa yang Belum Tergarap, Ini yang Dilakukan Dispermades Batang

Walisongo Center masih akan menampung naskah-naskah dari para ulama terdahulu.

"Terbanyak dari karya peninggalan abad 18,19,20. Karya ulama abad 19-20 juga banyak dipamerkan dalam bentuk litograf sepeti kiai Sholeh Darat, kiai Kholil Bangkalan dan sebagainya,"

"Manuskrip nusantara yang tersimpan Belanda juga ikut dipamerkan dan berhasil diduplikasi seperti Primbon Sunan Bonang, Suluk Sunan Giri, Primbon Ferrara, manuskrip wejangan Sunan Kudus dan Ampel," papar Anasom.

Dalam gelaran Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) 2024 di UIN Walisongo, pameran naskah manuskrip kuno turut menjadi ajang yang dipamerkan. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved