Berita Tegal

Perajin Tahu di Pesalakan Adiwerna Tegal Manfaatkan Limbah Tahu Jadi Biogas

Limbah tahu yang baunya cukup menyengat itu sempat menjadi permasalahan bagi warga desa tetangga.

Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
Seorang warga saat memperlihatkan kompor yang apinya dari biogas limbah tahu di Dukuh Pesalakan, Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Sudah turun-temurun warga Dukuh Pesalakan di Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, menjadi perajin tahu kuning. 

Satu rumah produksi dalam seharinya bisa mengolah sebanyak 100- 150 kilogram kedelai. 

Limbah tahu yang baunya cukup menyengat itu sempat menjadi permasalahan bagi warga desa tetangga.

Tetapi sudah 16 tahun terakhir sejak 2008, perajin tahu di Dukuh Pesalakan Adiwerna itu berhasil mengolah limbah tahu menjadi energi terbarukan berupa biogas. 

Bahkan banyak warga yang saat ini tidak menggunakan tabung gas elpiji, melainkan menggunakan gas dari limbah tahu. 

Seorang warga, Ranito (50) mengatakan, sebelumnya limbah tahu warga dibuang ke sungai hingga menyebabkan bau yang tidak sedap. 

Dampaknya banyak warga dari desa sekitar yang merasa jengkel. 

Tetapi setelah limbahnya diubah menjadi biogas, baunya hilang dan gas yang dihasilkan bisa untuk memasak.

"Saya sejak 2008 belum pernah beli tabung gas elpiji. Untuk warga hemat juga, sebulan hanya membayar Rp 15 ribu," katanya, Senin (12/8/2024).

Seorang perajin tahu, Rumiyati (45) mengatakan, Dukuh Pesalakan menjadi sentral produksi tahu sudah turun-temurun, ia sendiri melanjutkan usaha orangtua. 

Ia dalam sehari bisa memasak 10 kali hingga sebanyak 60 kilogram kedelai. 

Menurutnya, keberadaan limbah tahu mengganggu lingkungan karena baunya sangat menyengat. 

"Dulu dibuang di selokan belakang rumah jadi baunya menyengat. Alhamdulillah sekarang ada salurannya sendiri jadi aman," ungkapnya. 

Limbah dari perajin tahu yang berjumlah sampai 200 rumah produksi itu disalurkan melalui pipa-pipa khusus atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di bawah tanah. 

Saluran itu terpusat di rumah pengolahan yang memiliki empat biodigester dan berdiri di lahan seluas 700 meter per segi.

Penanggungjawab rumah biodigester, Rosikin (52) bercerita, pembuatan IPAL pengolahan limbah tahu menjadi biogas ini sejak 2008. 

Sebelumnya limbah tahu dibuang ke belakang rumah, ada kolam yang dibuat oleh masing-masing perajin tahu

Karena baunya menjadi masalah, sempat ada rencana pembuangan limbah melalui Sungai Gung yang melintasi Desa Kalimati. 

Tetapi warga di desa tersebut tidak mengizinkan hingga terjadi keributan. 

"Akhirnya dari pemerintah saat itu bekerjasama dengan UGM buat biogas. Maka sejak 2008 sampai sekarang, alhamdulillah masih berfungsi dengan baik," ujarnya. 

Rosikin menjelaskan, saat ini pengolahan dan perawatan sepenuhnya sudah diserahkan ke warga Dukuh Pesalakan. 

Manfaatnya banyak dirasakan warga, dari limbah yang baunya menyengat justru bisa menjadi gantinya gas elpiji. 

Masyarakat lebih hemat dengan cukup membayar Rp 15 ribu per bulan dan bisa menggunakan setiap hari. 

Selain itu, limbah tahu yang sudah melalui proses biogas saat keluar sungai sudah tidak memiliki bau apapun. 

"Jadi penyaringan-penyaringan di biodigester itu saat keluar sudah tidak menyengat, baunya benar-benar hilang," jelasnya.

Rosikin mengatakan, dulu warga yang bisa menggunakan biogas dari tahu ini sampai 60 rumah.

Saat ini tinggal di sekitar rumah biodigester saja sekira 25 rumah karena terdampak proyek pembangunan jalan tol. 

Ia berharap, ke depannya rumah biodigester ini mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah atau instansi pemerintah terkait. 

Sehingga jaringannya bisa diperluas dan dapat dimanfaatkan masyarakat. 

"Harapannya kedepan, kami ingin ada pencerahan dari pemerintah terkait penyaluran air limbah ke IPAL. Kami ingin punya instalasi yang lebih bagus supaya tidak terhambat di penyalurannya," harapnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved