Berita Tegal

Cerita Sukses Warga Kota Tegal Kembangkan Usaha Kuliner Latopia, Sempat Terpuruk Saat Pandemi

Cerita Sukses Warga Kota Tegal Kembangkan Usaha Kuliner Latopia, Sempat Terpuruk Saat Pandemi.

Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
Ferry Septiarso pemilik usaha kuliner Kue Pia Keysha saat menunjukkan produk kue latopia buatannya di Toko Jalan Semarang No 3 Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal, Selasa (26/11/2024). 

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Rumah sekaligus toko kue latopia milik Ferry Septiarso (30), sudah sibuk dengan aktivitas produksi sejak pukul 08.00 WIB.

Sebanyak 10 karyawan berbagi tugas, delapan perempuan membuat adonan dan dua laki-laki di bagian pemanggangan.

Di bagian adonan, karyawan yang mayoritas ibu-ibu itu duduk melingkari meja.

Tangan mereka bergerak lincah, adonan yang sudah dibuat bulat dipukul rata di atas meja, kemudian diberi isian rasa. 

Ada 13 varian rasa yang mereka sajikan, yaitu kacang ijo, coklat, buah, susu, gula aren, nanas, bawang, strawberi, kopyor, keju, durian, coklat mete, dan black forest.

Setelah adonan latopia jadi dan dibentuk sesuai ciri rasanya, bulat, oval ataupun kotak, adonan dimasukkan ke oven.

Tak butuh waktu lama, 15 menit kue latopia khas Tegal sudah matang.

Baca juga: Harga Jual Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Tegal Lebihi HET, Per Sak Tembus Rp 150 Ribu

Toko Kue Pia Keysha yang berada di Jalan Semarang No 3 Kelurahan Debong Tengah, Kota Tegal itu, tidak pernah sepi dari pembeli.

Pukul 09.00 WIB saat kue latopia sudah tersaji, pelanggan mulai berdatangan untuk membeli.

Dalam sehari, sebanyak 2.000- 3.000 biji latopia habis terjual.

"Alhamdulillah, di hari-hari biasa 2.000- 3.000 biji terjual setiap hari. Untuk akhir pekan penjualan mencapai 5.000- 6.000 biji per hari," kata Ferry saat ditemui di tokonya, Selasa (26/11/2024) yang lalu.

Usaha latopia bernama Kue Pia Keysha dirintis oleh Ferry bersama istrinya Ayu Anjasari (29), sejak sembilan tahun lalu, pada 2015.

Awalnya hanya usaha kecil yang dijajakan kepada tetangga rumah dan melalui sales.

Saat itu produksi harian hanya 200-300 biji.

Semua proses produksi dilakukan sendiri dan belum ada karyawan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved