Berita Regional
Sekelompok Pemuda Buat Gerakan Berbagi Ponsel Bekas untuk Bantu Pembelajaran Daring
Sekelompok pemuda di Bandung memiliki kegiatan positif untuk membantu melancarkan proses belajar daring.
TRIBUN-PANTURA.COM, BANDUNG - Sekelompok pemuda di Bandung memiliki kegiatan positif untuk membantu melancarkan proses belajar daring.
Mereka membuka donasi ponsel bekas, yang kemudian dibagikan kepada para pelajar yang tidak memiliki HP.
Mereka mengumpulkan sejumlah ponsel bekas di salah satu tempat di Jalan Cigadung, Kota Bandung.
Rumah kayu menjadi tempat bagi para pemuda dan pemudi itu untuk membungkus ponsel bekas tersebut. Meski bekas, ponsel itu masih layak digunakan.
• Kesetiaan Nora Alexandra Diuji Ketika Jerinx SID Mendekam di Jeruji Besi
• Pemuda Bunuh dan Gantung Pacarnya yang Juga Seorang Mahasiswi S2
• Jadwal Samsat Keliling Kota Tegal Hari Ini, Buka di Pasar Bandung dan 2 Tempat Lainnya
Akan tetapi, puluhan ponsel yang dikumpulkan itu bukan untuk mereka jual, melainkan akan diberikan kepada siswa-siswi yang membutuhkan untuk meringankan pembelajaran jarak jauh (PJJ) siswa yang tidak memiliki ponsel.
Program sosial menyumbang ponsel bekas untuk membantu meringankan PJJ siswa-siswi ini digagas oleh pegiat bisnis angkut sampah berbasis online bernama Kangasoi.
Salah satu tim Kangasoi Syafira Pramesti mengatakan bahwa gerakan ini berangkat dari keprihatinan terhadap siswa-siswi yang terkendala gawai dalam melakukan PJJ selama pandemi Covid-19 ini.
Gerakan ini awalnya ada di Jakarta, Syafira dan tim Kangasoi kemudian mencoba melakukan gerakan serupa di Kota Bandung dengan tujuan yang sama, yaitu meringankan siswa-siswi yang tak memiliki ponsel untuk kepentingan PJJ.
Gerakan mengumpulkan ponsel bekas pun mulai dilakukan pada tanggal 19 juli lalu.
Melalui Instagram @kangasoi, wanita yang akrab disapa Fira ini, mulai mengunggah gerakan tersebut sebagai langkah awal sosialisasi.
Tentu syarat donasi ponsel bukanlah yang rusak, melainkan masih berfungsi dengan baik, memiliki jaringan 3G atau 4G, dan memiliki aplikasi penunjang belajar jarak jauh bagi siswa- siswi.
Satu per satu respons dari para donatur pun berdatangan, sampai saat ini sudah ada sekitar 10 ponsel dan tab, serta satu laptop bekas.
Memang jumlah itu belum semuanya, masih ada donatur yang berdonasi, tetapi barangnya belum ia terima.
"Kami menargetkan 30 ponsel untuk diberikan kepada adik-adik yang membutuhkannya untuk belajar jarak jauh," kata Fira di Jalan Cigadung, Kota Bandung.
Program ini pun tak dilakukan sendiri, Kangasoi berkolaborasi dengan salah satu komunitas bernama Nuklea Movement yang berkonsentrasi terhadap pendidikan siswa.
Para mahasiswa tingkat akhir yang pernah melakukan praktik pengalaman lapangan (PPL) itu memiliki keprihatinan yang sama.
Nuklea memiliki sejumlah program, di antaranya remote learning scholarship (RLS), di mana di dalamnya terdapat program bantuan berupa beasiswa bagi siswa-siswi terkendala PJJ.
"Mereka fasilitasi (siswa-siswi) kayak ada uang bulanan, kuota, terus ponsel, tapi bentuknya beasiswa. Tadinya mereka mau beli ponsel baru gitu, daripada gitu ya kita bantu adik Nuklea ini," kata Fira saat ditemui di Jalan Cigadung, Kota Bandung.
• Bek Muda PSIS Semarang Gagal Tembus Timnas U19, Dragan Sebut Karir Vedhayanto Masih Panjang
• Arteta; Kemampuan dan Pengalaman Willian akan Berikan Dampak Nyata bagi Arsenal
• Buntut Kades Socorejo Ngamuk, Polisi Selidiki Kasus Daging Ayam Busuk Program BPNT Tuban
Sebagai awal pergerakan, ponsel bekas yang sudah terkumpul sementara akan dibagikan kepada siswa-siswi yang berdomisili di Bandung Raya. Para penerima manfaat ini telah dilakukan penyaringan melalui beberapa tahap seleksi.
Penerima donasi disaring lebih dulu
Pembagian ponsel bekas batch 1 ini fokus pada siswa-siswi yang telah dipilih secara matang oleh Nuklea Movement berdasarkan beberapa kategori.
Menurut salah satu Inisiator Nuklea Movement, Alifia, ada dua tahap seleksi siswa yang berhak mendapatkan ponsel ini.
"Ada dua tahap seleksi, berkas dan wawancara. Banyak aspek dari kelengkapan berkas, kondisi ekonomi, motivasi belajar bagaimana, setelah itu ada sesi wawancara juga melihat langsung rumah masing-masing," kata Alifia.
Dari 54 orang pendaftar, Nuklea telah menyaring siswa yang berhak mendapat beasiswa sebanyak 15 orang. Selain bantuan ponsel, Nuklea juga mempertimbangkan kondisi siswa yang dipilihnya dari sisi kebutuhan primernya. Dengan begitu, pihaknya pun memberikan sembako dan sejumlah uang untuk membantu keluarganya. (*)