Kuliner Daerah

Menikmati Ayam Bakar Mak Gogok di Blora, Kuliner Legendaris Berawal dari Centong Kayu

Menikmati Ayam Bakar Mak Gogok di Blora, Kuliner Legendaris Berawal dari Centong Kayu

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: yayan isro roziki
Tribunpantura.com/Rifqi Gozali
Proses pembakaran ayam kampung di dapur warung Ayam Bakar Mak Gogok di Desa Genjahan, Jiken, Blora. 

TRIBUNPANTURA.COM, BLORA - Bertandang ke Kabupaten Blora tidak ada salahnya menikmati kulinernya yang khas nan sedap.

Satu di antara yang bisa jadi rujukan yakni ayam bakar Mak Gogok di Desa Genjahan, Kecamatan Jiken, Blora.

Empuknya daging ayam kampung dibalut bumbu rempah-rempah yang resepnya didapat secara turun temurun menjadikan ayam bakar Mak Gogok senantiasa menjadi sasaran penggila kuliner.

Baca juga: Nikmati Gurihnya Sate Ayam Blora, Disajikan Tanpa Batasan Porsi, Ingat Jangan Buang Tusuknya

Baca juga: Mampir Kabupaten Pekalongan, Jangan Lupa Cicipi Pindang Tetel, Kuliner Khas Nendang Rasanya

Baca juga: Ke Blora Belum Lengkap Bila Tak Menikmati Kopi Santan: Rasanya Mantap, Gurih!

Baca juga: Kue Kontol Sapi Jajanan Unik dari Banten, Begini Bentuknya, Mau Coba?

Untuk menuju lokasi warung ayam bakar Mak Gogok menempuh jarak sekitar 12 kilometer dari Blora Kota ke arah Cepu.

Memasuki kecamatan Jiken, terus masuk ke gang Desa Genjahan yang berada di kanan jalan.

Warung tersebut berada di sebelah sekolah dasar 1 Genjahan.

Warung milik Sarti (70) tersebut hampir selalu ramai. Namun belakangan sejak pandemi, penikmat ayam bakarnya menurun.

Dari yang sehari bisa laku sampai 70 ekor, kali ini hanya bisa laku 30 ekor ayam kampung bakar.

Sarti memulai usaha kuliner ini sejak 1994. Semula warungnya menyajikan menu nasi pecel.

Hal itu karena keterbatasan modal.

Seiring berjalannya waktu berikut dorongan moral yang diberikan oleh sang nenek, Sarti pun memberanikan diri mulai membuka warung ayam bakar pada 1996.

Tak dinyana, menu ayam bakarnya melegenda dan menjadi buruan para penikmat kuliner hingga sekarang.

Sarti menceritakan, bumbu resep ayam bakarnya didapat dari neneknya, Muriyati.

Neneknya kala itu merupakan seorang sinder Perhutani.

Sebagai seorang sinder, kala itu banyak tamu yang datang ke kediaman sang nenek.

Saat ada tamu, sang nenek memilih untuk memasak sendiri makanan yang disajikan sebagai jamuan.

Sarti yang kerap menemani neneknya, akhirnya lambat laun tahu bagaimana rahasia memasak dan bumbu yang menyertainya.

Sarti yang mendampingi menjelang akhir masa hidup sang nenek akhirnya mendapat pesan agar kelak membuka usaha warung.

Pesan itu dibarengi dengan warisan berupa resep dan sebuah centong kayu.

"Kamu kelak bukalah warung, pasti laku," kata Sarti menirukan pesan sang nenek kala itu.

Ayam bakar Mak Gogok di Desa Genjahan, Jiken, Blora. Serposi lengkap Ayam Bakar Mak Gogok dibanderol Rp140.000.
Ayam bakar Mak Gogok di Desa Genjahan, Jiken, Blora. Serposi lengkap Ayam Bakar Mak Gogok dibanderol Rp140.000. (Tribunpantura.com/Rifqi Gozali)

Selain resep yang diwarisi dari neneknya, penamaan warung Mak Gogok juga datang dari sana. Kata Sarti, Gogok merupakan panggilan neneknya kepada anak sulung Sarti yang bernama Gemi.

"Anak saya yang pertama itu namanya Gemi, tapi mbah saya atau buyut anak saya itu manggilnya Gogok. Jadi Mak Gogok itu ibunya Gogok," ujar dia.

Seperti keberuntungan, resep dan nama warungnya itu telah membawa Sarti dikenal sebagai maestro ayam bakar di Blora. Bahkan setiap penikmatnya akan selalu terngiang akan rasa dan sedapnya olahan Sarti.

Dibakar dua kali

Untuk menyajikan ayam bakar, Sarti kini dibantu oleh tiga orang di warungnya. Masing-masing memiliki tugas berbeda.

Ada yang siaga di depan tungku pembakaran, bertugas di kasir, dan yang satu lagi siaga menyajikan hidangan ke meja pelanggan.

Untuk sampai ke meja setiap penikmatnya, ayam bakar Mak Gogok melalui berbagai tahapan.

Pertama setelah disembelih, seekor ayam kampung utuh dibersihkan kemudian langsung dibakar di atas tungku.

Pembakaran masih tradisional menggunakan kayu. Sekira 15 menit, ayam diangkat baru diungkep bersama bumbu rempah-rempah.

Proses inilah yang kemudian menjadikan ayam bakar begitu khas dan nikmat saat disantap.

Dari ungkepan bumbu, ayam akan kembali dibakar setelah ada pemesan.

Jadi, ayam bakar disajikan dalam kondisi masih hangat.

"Selalu pakai ayam kampung," kata dia.

Menu ayam bakar Mak Gogok dipatok seharga  Rp140 ribu per ekor, itupun sudah termasuk lalap sayur dan sambalnya.

Kalau memang dirasa terlalu banyak sajian satu ekor utuh, penikmat juga bisa memesan separuhnya.

Yang menarik di sini, penikmat ayam bakar akan disajikan dua sambal sekaligus yakni sambal terasi dan sambal gurih yang terbuat dari kacang dan santan sebagai kawan menikmati ayam bakar.

Salah seorang penikmatnya, Mutohar (34) asal Semarang, tidak jarang menyempatkan diri datang ke warung Mak Gogok saat bertandang ke Blora.

"Punya saudara di Blora, jadi sering ke Mak Gogok saat ke sini," ujar Mutohar.

Bagi Mutohar, ayam bakar Mak Gogok dinilainya istimewa.

Ayam kampung yang tersaji begitu empuk dan meresapnya bumbu menjadikannya selalu terngiang untuk menikmatinya saat berada di Blora. (*)

Baca juga: Sensasi Menikmati Durian Langsung dari Pohon di Kampung Durian Nglawungan Blora: Enak Gitu Lho

Baca juga: Nasi Jamblang Khas Cirebon di Tegal, Lauk Komplit Tak Kalah dari Daerah Asal, Segini Harganya

Baca juga: Ungker, Kepompong Ulat Jati Kuliner Ekstrim Khas Blora, Murmer Rp10.000 Per Ons, Berani Coba?

Baca juga: Unik, di Kudus Biji Kopi Juga Diolah Jadi Bakso, Rasanya Jangan Ditanya

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved