Berita Kendal
Disdikbud Kendal Tunjuk SMPN 1 Weleri sebagai Pilot Project Pembelajaran Tatap Muka
Disdikbud Kendal Tunjuk SMPN 1 Weleri sebagai Pilot Project Pembelajaran Tatap Muka. Kustinah Siapkan Ini
Penulis: Saiful Masum | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, KENDAL - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal menunjuk SMPN 1 Weleri sebagai pilot project pembukaan pembelajaran tatap muka pada awal April mendatang.
Terpilihnya SMPN 1 Weleri melengkapi daftar 3 sekolahan yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengikuti simulasi kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
Ketiganya adalah SMAN 1 Kendal, SMKN 2 Kendal, dan MAN Kendal.
Baca juga: Disdikbud Jateng Akan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di Empat Sekolah Tiap Daerah
Baca juga: Persiapan KBM Tatap Muka, Pemkab Kendal Gagas Dua Sekolah Ramah Anak
Baca juga: Tinjau Pelaksanaan Hari Pertama Pemberlakuan PTM di Batang, Ini yang Dikatakan Bupati Wihaji
Baca juga: Ancaman Loss Learning Itu Nyata, PGRI Jateng Minta Pemerintah Segera Izinkan Sekolah Gelar PTM
Kepala SMPN 1 Weleri, Kustinah mengatakan, pihaknya sudah siap menjadi sekolah percontohan tingkat SMP sederajat dalam menjalankan protokol kesehatan saat simulasi KBM tatap muka nanti.
Ia juga telah membagi 56 tenaga pendidik dan kependidikan sebagai guru pendamping KBM tatap muka dan juga pendamping pembelajaran daring.
Hal itu dilakukan agar kedua metode pembelajaran nanti tetap berjalan selaras untuk memenuhi hak siswa dalam mendapatkan ilmu pelajaran.
"Di kami ada 765 siswa dari 24 kelas. Karena aturannya yang mengikuti pembelajaran tatap muka 30 persen setiap hari, jadi pembelajaran daring tetap berlangsung."
"Kami coba bagi gurunya untuk mengawal dua metode ini," terangnya di Kendal, Selasa (23/3/2021).
Menurutnya, semua tenaga pendidik dan kependidikan di SMPN 1 Weleri sudah mengikuti vaksinasi Covid-19.
Mereka tinggal menunggu jadwal penyuntikan dosis kedua sembari mematangkan persiapan menuju KBM tatap muka.
Kustinah menerangkan, prosesi persiapan sekolah tatap muka sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Mulai dari pengajuan proposal berisi daftar priksa sekolah dan penyediaan sarana pendukung protokol kesehatan, hingga pembuatan video simulasi sudah diajukan ke Disdikbud.
Pihak SMPN 1 Weleri juga telah menyertakan ijin orangtua siswa untuk mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka. Meskipun baru 550 wali murid yang telah memberikan ijin kepada anak-anaknya.
"Semua aturan sudah kita penuhi, termasuk nantinya dibuat dua shift. Rencana juga dilangsungkan 2 pekan, setelah itu dievaluasi, kalau bagus ya lanjut,"
"Insya Allah kami siap. Kami tunggu arahan selanjutnya," jelasnya.
Kepala Disdikbud Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi mengatakan, berdasarkan intruksi dari Gubernur Jawa Tengah, baru SMP, dan SMA sederajat yang bakal diujicobakan dalam simulasi pembelajaran tatap muka.
Meski begitu, Disdikbud Kendal sudah mengajukan 115 sekolah yang terdiri dari SMP swasta dan negeri serta SD swasta dan negeri untuk diijinkan mengikuti pembelajaran tatap muka tahap selanjutnya.
Jumlah sekolah itu dinilai sudah siap dari segi sarana dan prasarana pendukung protokol kesehatan dan telah diajukan ke Satgas Covid-19 tingkat kabupaten.
"SMPN 1 Weleri yang kami kira paling siap berdasarkan hasil proposal dan visitasi. Setelah 2 pekan berlangsung, akan dievaluasi."
"Setelah itu bisa diketahui hasilnya, apakah dilanjut atau diberhentikan. Kalau dilanjut, berpotensi ditambah sekolah-sekolah lainnya," tuturnya.
Dalam simulasi kali ini, Wahyu menegaskan bahwa siswa yang diperbolehkan mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka adalah yang menggunakan moda transportasi aman.
Artinya hanya siswa yang diantar jemput dengan kendaraan pribadi, menggunakan sepeda pribadi, dan siswa yang jalan kaki karena rumahnya dekat dengan sekolah.
"Selebihnya, bagi siswa yang menggunakan transportasi umum, akan dilayani pembelajaran secara daring," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kendal, Moh Toha menyampaikan, pemilihan sekolah percontohan pembelajaran tatap muka sudah melalui mekanisme seleksi ketat.
Meski tren perkembangan Covid-19 di Kendal berangsur menurun, Satgas dan Disdikbud Kendal telah mengecek kesiapan sekolah yang nantinya bisa melakukan pembelajaran tatap muka.
Pihaknya akan memprioritaskan SMP sederajat untuk mengikuti sekolah tatap muka. Dengan alasan, siswa SMP yang perlu pembimbingan lebih intens dan langsung agar tidak lepas dari didikan para guru.
"Mengendalikan anak itu bukan hal mudah. Anak SMP kami prioritaskan ke depan, karena sikapnya yang cenderung labil. Kamudian baru fokus ke SD," terangnya.
Menurut Moh Toha, dalam waktu dekat bakal dilakukan vaksinasi Covid-19 serentak bagi tenaga pendidik dan kependidikan di Kendal. Khususnya bagi sekolah-sekolah yang sudah siap menjalankan KBM tatap muka.
"Fenomena anak sekarang banyak yang kecanduan game. Kelas tertentu (secara daring-red) tidak semua orangtua bisa menjelaskan tugasnya."
"Yang penting kuncinya nanti kedisiplinan dan pengawasan dari guru," harapnya.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, proses persiapan menuju simulasi sekolah tatap muka terus berjalan.
Sembari menunggu vaksinasi guru selesai, pihaknya sudah menyiapkan aplikasi real time data Covid-19 di Kendal.
Dari aplikasi tersebut bakal terpantau mana saja sekolah yang bisa menjalankan pembelajaran tatap muka di sekolah dan sekolah yang masih belum diperbolehkan tatap muka.
"Setelah percontohan, baru kita teruskan ke sekolah lain. yang didahulukan yang paling siap tatap muka."
"Kami akan segera distribusikan bantuan masker dan handsanitizer dari Pemerintah Singapura ke sekolah-sekolah untuk menunjang pembelajaran tatap muka," jelasnya.
Kepala Dinkes Kendal, Ferinando Rad Bonay menambahkan, dari 4 sekolah yang menggelar simulasi tatap muka nanti, terdata 415 tenaga pendidik dan kependidikan yang dijadwalkan mengikuti vaksinasi.
Nantinya, saat evaluasi, pihaknya akan melakukan tes swab anti gen kepada semua tenaga pendidik dan kependidikan yang terlibat untuk melihat apakah ada penyebaran Covid-19.
Bagi siswa yang mengikuti sekolah tatap muka, bakal dilakukan screening anti bodi, dan dilakukan tes swab bagi siswa yang kedapatan reaktif.
"Kalau tidak ada penularan corona setelah evaluasi, rencana akan ada penambahan vaksin untuk tenaga pendidik. Juga menambah sekolah yang mulai melakukan pembelajaran tatap muka," jelasnya. (Sam)
Baca juga: E-Tilang Resmi Diterapkan, Ini Titik Jalan yang Dipasangi CCTV
Baca juga: Petani Tegal Tolak Keras Rencana Impor Beras: Sekarang Saja Sudah Bikin Harga Gabah Anjlok
Baca juga: Dua Bocah Hilang Ditemukan Tewas di Kubangan Galian C, Orangtua Minta Pemerintah Lakukan Ini
Baca juga: Tim Peserta Piala Menpora 2021 Divaksin di Pendapi Balai Kota Solo, Dinkes: Tersedia 297 Dosis