Berita Pendidikan

Gelar Simulasi PTM, SMPN 1 Wonopringgo Larang Peserta Didik Naik Angkot ke Sekolah, Ini Alasannya

Gelar Simulasi PTM, SMPN 1 Wonopringgo Larang Peserta Didik Naik Angkot ke Sekolah, Ini Alasannya

Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo
Suasana pembelajaran tatap muka di SMPN 1 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. 

Penulis : Indra Dwi Purnomo

TRIBUNPANTURA.COM, KAJEN - SMPN 1 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi satu di antara sekolah yang ditunjuk Dinas Pendidikan Jateng untuk menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM).

Dalam melaksanakan PTM, sekolah tersebut melarang siswa-siswinya  naik angkutan umum.

Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19.

Baca juga: Reaktif Corona saat Rapid Test Antibody PTM, 52 Siswa di Kendal Diswab Antigen, Begini Hasilnya

Baca juga: Umbu Landu Paranggi Presiden Malioboro Mahaguru Penyair Indonesia Wafat

Baca juga: Muhadi Owner PO Dedy Jaya Berharap Larangan Mudik 2021 Dikaji Ulang: Kasihan, Banyak Kru Nganggur

Baca juga: Bencana Tanah Gerak Landa Desa Majakerta Pemalang, Saban Hari Warga Merasa Ketakutan

"SMPN 1 Wonopringgo, ditunjuk Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan uji coba PTM."

"Sejak hari pertama PTM kami tidak memperbolehkan naik angkutan umum, tujuannya untuk mencegah penyebaran virus corona," ucap Kepala Sekolah SMPN 1 Wonopringgo Basuki kepada Tribunpantura.com, Selasa (6/4/2021).

Basuki mengatakan, di hari kedua PTM ini sekolah tidak mengalami kendala.

"Alhamdulillah PTM hari kedua lancar, kami terus lakukan koordinasi dengan guru dan orangtua murid, untuk guru kami meminta mengawal PTM secara maksimal dan melakukan imbauan terkait pelaksanaan PTM yang menggunakan prokes ketat," katanya.

Kemudian, untuk orangtua murid pihaknya juga berpesan agar anaknya yang mengikuti PTM untuk menerapkan protokol kesehatan.

Misalnya memakai masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, dan menjaga jarak.

"Kami juga tidak memperbolehkan anak untuk naik angkot ke sekolah. Anak datang ke sekolah bisa menggunakan sepeda onthel atau diantar oleh orang tua," imbuhnya.

Dikatakannya, siswa yang mengikuti PTM adalah kelas 7.

Dari hasil laporan dua hari ini, tingkat kehadiran anak cukup bagus.

"96 anak yang mengikuti PTM, hanya 1 yang tidak berangkat karena sakit," kata Basuki.

Selama pandemi Covid-19, sudah banyak orangtua murid menanyakan kapan pembelajaran tatap muka dilakukan kembali.

"Adanya PTM ini respon orangtua semuanya setuju. Karena ini masih ujicoba jadi hanya kelas 7 yang mengikuti PTM."

"Harapannya apabila evaluasi nanti bagus, bisa seluruh kelas pembelajaran tatap muka namun dengan prokes yang sangat ketat," tambahnya.

Sementara itu, Vita Agustin (12) salah satu murid di SMPN 1 Wonopringgo merasa sangat senang karena bisa mengikuti pembelajaran tatap muka kembali.

"Senang bisa pembelajaran tatap muka lagi, hampir satu tahun tidak ketemu guru dan teman-teman. Apalagi, saya murid baru," katanya.

Sebelum masuk ke sekolah, semua murid dicek suhu badannya, wajib menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir.

"Prokesnya sangat ketat dan di dalam kelas saja ada jaga jarak," imbuhnya.

Terpisah Heri Setiadi (43) orangtua murid di SMPN 1 Wonopringgo mengatakan, ia sedang menunggu anaknya pulang sekolah.

Karena, sekolah tidak memperbolehkan siswa yang mengikuti PTM naik angkutan umum.

"Waktu berangkat ke sekolah, anak memang saya antar. Memang, sekolah tidak memperbolehkan untuk naik angkot."

"Hal ini tujuannya untuk mencegah penyebaran Covid-19," katanya.

Saat disinggung mengenai PTM, ia sangat setuju adanya pembelajaran tatap muka.

"Sudah satu tahun lebih anak saya tidak mengikuti PTM. Adanya PTM saya sangat setuju sekali," kata Heri.

Ia mengungkapkan, anaknya yang bernama Amelia Dwi Herlina kan siswa kelas 7 di SMPN 1 Wonopringgo.

"Siswa baru tapi sudah satu tahun lebih tidak tahu lingkungan sekolah kan kasihan. Jadi saya setuju pembelajaran tatap muka," ungkapnya. (Dro)

Baca juga: Seleksi Penjaringan Perangkat Desa di Blora Diprotes, Peserta Aksi: Seleksi Harus Dibatalkan

Baca juga: Ironi Setahun Pandemi, antara Pengetatan Prokes dan Gunungan Sampah Medis di Jateng

Baca juga: Kagetnya Murodhin saat Rumahnya Dibedah Bupati Batang Wihaji: Saya Tidak Tahu Apa-apa, Jadi Begini

Baca juga: Salat Tarawih Boleh Berjemaah, MUI Jateng Libatkan Pihak Keamanan Jaga Prokes di Masjid Besar

 

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved