Berita Kajen

Kisah Maulana Arshaq, Bayi di Pekalongan yang Tak Punya Lubang Anus, Kesulitan Biaya Operasi

Kisah Maulana Arshaq, Bayi Umur Tiga Bulan di Pekalongan yang Tak Mempunyai Lubang Anus, Kesulitan Biaya Operasi

Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo
Muhammad Maulana Arshaq bayi yang lahir pada 26 Januari 2021 lalu, tidak mempunyai lubang anus atau Atresia Ani, tampak tidur dalam gendongan sang ibu. Orangtua Maulana Arshaq kesulitan biaya operasi, karena selain dari keluarga miskin, mereka juga tak mempunyai kartu BPJS Kesehatan atau KIS. 

Penulis : Indra Dwi Purnomo

TRIBUNPANTURA.COM, KAJEN - Muhammad Maulana Arshaq, bayi yang lahir pada 26 Januari 2021 lalu, tidak mempunyai lubang anus atau Atresia Ani.

Maulana adalah anak dari pasangan Casiran (37) dan Noor Hidayati (43).

Keluarga ini tinggal di Dukuh Petir RT 4/RW 2 Desa Coprayan, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Baca juga: Mengenal Ponpes An Nur Kersan Kendal, Berdiri pada 1884, Tetap Pertahankan Metode Pengajaran Salaf

Baca juga: Ahli Waris Pegawai Non-ASN Pemkab Tegal Terima Santunan Kematian dari BPJS Ketenagakerjaan

Baca juga: Daftar Lengkap 53 Awak KRI Nanggala 402, Kini Barptaroli Selamanya di Lautan Indonesia

Baca juga: SMK di Kabupaten Tegal Rakit dan Produksi Laptop, Ini Spesifikasi dan Mereknya, Bisa Dibeli di Sini

Noor Hidayati mengatakan, Maulana lahir dengan normal dan sehat.

Ternyata, setelah dua hari kemudian anaknya baru diketahui tidak mempunyai lubang anusnya.

"Saya sangat senang adek (Maulana) awalnya lahir dengan selamat dan sehat. Namun, dua hari kemudian anaknya mengeluarkan kotoran dari mulut."

"Setelah dicek ternyata anaknya tidak mempunyai lubang anus," kata Noor Hidayati kepada Tribunjateng.com, Minggu (25/4/2021) siang.

Mendengar anaknya tidak mempunyai lubang anus, membuat tangisan Noor pecah karena seakan-akan tidak percaya apa yang dikatakan oleh dokter.

"Saya tak kuat mendengar adek mengalami kelainan seperti itu. Lalu, Maulana dibawa ke RSUD Bendan Kota Pekalongan untuk diberikan perawatan," imbuhnya.

Setelah dibawa ke RSUD Bendan Kota Pekalongan, anaknya dibikinin saluran pembuangan kotoran sementara lewat hidung.

Kemudian disarankan dokter untuk segera dilakukan operasi pembuatan kantong kolostomi agar kondisinya tidak memburuk.

"Di Pekalongan tidak ada untuk bedah anaknya, sehingga disarankan harus dibawa ke RSUP dr Kariadi," ucapnya.

Noor mengungkapkan, mendengar anaknya disarankan untuk operasi, ia terkendala mengenai pembiayaan.

Karena, ia tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat.

"Saya bersama suami sudah mengurus KIS sejak 16 Februari 2021, namun sampai saat ini belum aktif juga."

"Saya sudah datang berulang kali ke Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan, menanyakan apakah KIS atau Dinkes untuk anak saya sudah bisa digunakan apa belum, dan ternyata belum," ungkapnya.

Tidak jadi dioperasi, anaknya mengalami demam tinggi. Lalu, dibawa ke RSUD Kajen.

Noor mengatakan di RSUD Kajen anaknya dirawat hanya untuk penanganan demam saja.

"Saat dirawat di RSUD Kajen, anaknya diberikan bantuan pemerintah berupa Jampersal," katanya.

Ia menceritakan berdasarkan dari keterangan dokter, anaknya membutuhkan tiga kali operasi, di antaranya operasi untuk pembuangan kotoran dari samping atau colostomi.

Operasi kedua akan dibuatkan lubang anusnya dan operasi ketiga untuk menutup lubang samping yang dibuat untuk pembuangan sementara.

"1 kali operasi biayanya Rp 75 juta. Saya tidak mempunyai uang sebanyak itu."

"Tapi Alhamdulilah operasi pertama hingga pengobatan sekarang dibantu oleh LAZISMU Kabupaten Pekalongan. Saya mengucapkan terimakasih," ucapnya.

Noor berharap kepada pemerintah daerah bisa membantu anaknya agar KIS yang didaftarkan bisa segera dipakai untuk pengobatan pada 1 Mei 2021.

"Saya minta doa dan bantuannya dari semua pihak agar anak saya Muhammad Maulana Arshaq bisa menjalani operasi sampai selesai dan bisa sehat serta tumbuh normal seperti anak-anak lainnya," tambahnya. (Dro)

Baca juga: Namanya Torakor Tomat Rasa Korma Kreasi Pasutri di Brebes, Rasa Warna dan Bentuknya Mirip Kurma

Baca juga: Terdeteksi di Kedalaman 850 Meter, Begini Kesulitan yang Dialami Tim Evakuasi KRI Nanggala 402

Baca juga: Mencicipi Ampo di Blora, Kuliner Jadul Terbuat dari Tanah Liat, Dipercaya Bisa Obati Sakit Perut

Baca juga: Ahli Luar Negeri Sebut KRI Nanggala 402 Tenggelam Terlalu Dalam, Sulit Diprediksi Apa yang Terjadi

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved