Berita Purbalingga
Banjir Tidak Selamanya Bencana, Bisa Jadi Berkah Bagi Warga Purbslingga Ini
Banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kemangkon, Kamis (3/12), Purbalingga bukan hanya membuat mobilitas warga terganggu.
TRIBUN-PANTURA.COM, PURBALINGGA-Banjir di sejumlah desa di Kecamatan Kemangkon, Kamis (3/12), Purbalingga bukan hanya membuat mobilitas warga terganggu.
Perekonomian warga pun terganggu. Sebagian warga harus libur bekerja karena akses jalan tak bisa dilalui.
Pun bagi penambang pasir seperti Arif, warga Desa Jetis Kecamatan Kemangkon.
Meluapnya Sungai Klawing memaksanya untuk libur menambang.
Baca juga: Dindikbud Demak Minta Sekolah Lakukan KBM Daring
Baca juga: Berdalih Bantu Teman, Sadin Warga Cilacap Diringkus Polisi Temanggung Setelah Gadaikan Mobil Rental
Baca juga: Kronologi 179 Siswa SMK Negeri Jateng Terinfeksi Covid-19, Berawal Dari 8 Orang yang Merasa Demam
Baca juga: 503 Warga Banjarnegara Mengungsi karena Pergerakan Tanah
Dalam kondisi air sungai meluap, tidak mungkin ia memaksakan diri turun ke sungai.
Selain meluap hingga membanjiri daratan, arus sungai lebih kencang.
Padahal untuk memunguti pasir, ia harus menyelam ke dasar sungai untuk mengaitkan jangkar yang terhubung ke perahu.
Dalam kondisi banjir, kata dia, kedalaman air bisa mencapai sekitar 15 meter.
"Kalau kondisi normal, menyelam paling 3 meter untuk mengaitkan jangkar. Kalau banjir gini bisa 15 meter dalamnya, jadi libur, " katanya, Jumat (4/12/2020)
Arif dan penambang lain harus menunggu sungai surut agar bisa kembali bekerja, sekitar 2 atau 3 hari ke depan jika cuaca normal.
Karena tidak bekerja, ia otomatis kehilangan potensi penghasilan. Sementara di rumah, ia juga dipusingkan dengan sisa banjir yang harus dibersihkan.
Meluapnya sungai Klawing, menurut Arif, juga menyebabkan sekitar 4 perahu warga untuk menambang pasir di Desa Jetis hanyut. Perahu itu hanyut lantaran tali untuk tambatan terputus atau lepas akibat hantaman arus.
Banjir di satu sisi memang menjadi musibah bagi warga terdampak.
Tetapi di lain sisi, bencana itu ternyata membawa berkah tersendiri bagi penambang pasir sepertinya. Meski harus libur beberapa hari karena sungai meluap, senyum penambang akan mengembang saat banjir surut nanti.
Banjir ternyata membawa sedimen atau pasir hingga melimpah di sungai.
Pasokan pasir di sungai yang menyusut karena terus ditambang, kembali berlimpah karena mendapat kiriman dari hulu.
"Kalau hujan kan tebing di hulu tergerus, pasirnya lari ke sungai terbawa banjir, "katanya
Kondisi ini tentu menguntungkan bagi penambang. Arif mengatakan, setelah banjir, ia bisa mendapatkan lebih banyak pasir dari biasanya. Biasanya, dalam sehari ia rata-rata bisa menambang 2 rit pasir.
Baca juga: Reaksi Susi Tanggapi Adik Prabowo dan Hotman Paris yang Sebut Kebijakan Larangan Ekspor Benur Salah
Baca juga: Ratusan Penyelenggara Pemilu di Jateng Disidang DKPP: Harus Netral dan Bermartabat
Baca juga: Massa yang Geruduk Rumah Mahfud MD Mengaku dari Aksi Umat Islam Namun Koordinator Menampik
Baca juga: Kasus Video Syur Mirip Gisel Telah Memasuki Babak Baru, Begini Keterangan Polisi
Tetapi setelah banjir, penambang bisa mendapatkan sekitar 6 rit dalam sehari. Karena material melimpah, penambang bisa mendapatkan menambang lebih banyak sehingga penghasilan bertambah.
"Setelah banjir surut, pasir banyak sampai beberapa hari, "katanya
Caption, Arif, penambang pasir dari Desa Jetis Kecamatan Kemangkon, Purbalingga