Berita Tegal

Begini Asal Usul Kuliner Khas Tahu Aci Tegal, Ada Sejak Zaman Penjajahan

Rupanya, tahu aci merupakan makanan masyarakat Tegal yang sudah ada sejak dulu, sejak zaman penjajahan. 

Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad
Kuliner tahu aci di Toko Tahu Murni Hj Siti Rochmah di Jalan Raya Utara Adiwerna No 48 Banjaran, Tegal. 

TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Tahu aci menjadi kuliner dan camilan yang tidak bisa lepas dari masyarakat Tegal.

Kuliner ini menjadi makanan harian, baik saat pagi atau sore, saat ngopi atau ngeteh, termasuk saat makan. 

Rupanya, tahu aci merupakan makanan masyarakat Tegal yang sudah ada sejak dulu, sejak zaman penjajahan. 

Kuliner ini makanan rakyat asal Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, yang sejak dulu terkenal sebagai sentral produsen tahu.

Karyawan sedang menata tahu aci yang dijajakan di Toko Tahu Murni Hj Siti Rochmah di di Jalan Raya Utara Adiwerna No 48 Banjaran- Tegal.
Karyawan sedang menata tahu aci yang dijajakan di Toko Tahu Murni Hj Siti Rochmah di di Jalan Raya Utara Adiwerna No 48 Banjaran- Tegal. (Tribunpantura.com/Fajar Bahruddin Achmad)

Tetapi dulu namanya masih dikenal dengan tahu jengger.

Kata 'jengger' karena bentuk acinya seperti menyerupai jengger ayam jago. 

Pemilik Toko Tahu Murni, Toerah Soetjanto (71) bercerita, tahu aci sudah ada sejak dulu sebagai makanan masyarakat di Adiwerna, Kabupaten Tegal. 

Ia tidak tahu persisnya karena tidak ada cerita rakyat yang diturunkan secara turun temurun. 

Tetapi saat zaman penjajahan sudah ada. 

"Dari dulu sudah ada. Jadi penduduk Adiwerna kan dulu usahanya produksi tahu semua. Tahu gambir yang bentuknya kotak," kata Toerah, Sabtu (4/3/2023)

Toerah mengatakan, tetapi saat itu masyarakat setempat masih menyebut tahu aci dengan nama tahu jengger.

Hal itu karena bentuk acinya seperti jengger ayam jago. 

Penyebutan tahu aci sendiri mulai ramai dan masyhur sejak tahun 1950- 1960-an. 

Saat ia kecil pun, penyebutannya masih tahu jengger.

Lambat laun masyarakat lebih familiar dengan tahu aci, karena pelafalannya lebih mudah. 

"Pada 1960-an, itu ada yang menyebut tahu aci dan tahu jengger. Lama-lama tahu aci, penyebutan tahu jenggernya hilang. Karena lebih enak penyebutan tahu aci," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved