Berita Semarang
Tommy Soeharto Pernah Pesan Arit di Semarang, Terungkap Ini Sosok Pandai Besi yang Membuatnya
Tommy Soeharto Pernah Pesan Arit di Semarang, Terungkap Ini Sosok Pandai Besi yang Membuatnya
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Anak dari Soeharto --Presiden ke-2 Indonesia--, Tommy Soeharto, dituturkan pernah memesan ratusan arit kepada seorang pandai besi di Kota Semarang.
Terungkap, ini sosok pandai besi yang membuat arit pesanan Tommy Soeharto itu.
Kampung Kaligetas Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, Semarang tampak teduh.
Rimbun pepohonan yang mengelilingi kampung itu membuat siapa pun yang bertandang turut merasakan kesejukan.
Namun, hal berbeda terasa dari dekat sebuah gapura bertuliskan "Kampung Pandai Besi" RT 5 RW 4.
Baca juga: Karyawan Mini Market di Semarang Tenggak Pembersih Porselen, Tubuh Membiru Tertelungkup di Toilet
Baca juga: Barcelona vs Dynamo Kyiv: Koeman Mau Segera Matikan Mesin Messi, Ini Rencana Sebenarnya
Baca juga: Beredar Kabar Muncul Klaster Ponpes di Slawi, Begini Penjelasan Dinkes Kabupaten Tegal
Baca juga: Ganjar Tunjuk Kepala Bappeda Prasetyo Aribowo sebagai Plh Sekda Jateng
Ialah tempat pandai besi Juyono, yang letaknya hanya berjarak sekira 10 meter dari gapura tersebut.
Sudah tampak dari namanya, kesan hawa panas di tempat ini akan terasa karena akrab dengan aktivitas membakar besi.
Begitu juga saat tribunpantura.com menyambangi tempat pandai besi milik Juyono (62) ini.
Di antara panas yang menyengat, Juyono yang bertelanjang dada dengan topi hitam di kepalanya itu tampak berpeluh.
Meski begitu, tangan kekarnya yang telah membawa godam tetap berulang kali menempa besi.
Seakan telah terbiasa, beberapa kali ia tampak membakar besi itu di atas arang yang telah menyala bara api dan kemudian menempanya kembali.
"Pandai besi ini sudah menjadi pekerjaan sehari-hari saya."
"Ini sejak saya berusia 17 tahunan," kata dia beberapa waktu lalu sembari melakukan pekerjaannya.
Di kampung Kaligetas ini, Juyono memang terkenal sebagai si empunya pandai besi.
Ia merupakan generasi ketiga yang mewarisi pekerjaan tersebut dari keluarganya.
Pernah dapat pesanan arit dari Tommy Soeharto
Tak heran, kemampuannya membuat alat pertanian maupun senjata tersebut sudah tidak diragukan lagi oleh warga.
Bahkan ia menyebut pernah membuatkan arit untuk putra Presiden ke-2 Republik Indonesia, Tommy Soeharto.
Dia berkata, pria dengan nama Hutomo Mandala Putra itu pernah memesan ratusan arit untuk para buruhnya.
"Itu pada tahun 1980-an. Beliau saat itu punya lahan luas dan banyak buruh."
"Saya yang membuatkan arit untuk para buruh Pak Tommy, jumlahnya sekira 300 arit yang ukurannya besar."
"Harga per arit saat itu masih Rp17.500. Saya masih tenaga muda itu," kata dia mengenang haru.
Kini sudah puluhan tahun Juyono bekerja sebagai pandai besi.
Selama itu, berbagai alat pertukangan hingga alat pertanian pernah ia buat seperti cangkul, arit, golok, hingga linggis.
Bahkan ia juga mengaku sempat merasakan membuat bambu runcing.
"Bambu runcing pernah, karena waktu itu banyak yang menggunakannya untuk berburu.
Tapi kalau keris, kebetulan dari generasi belum pernah karena zamannya sudah ke alat pertanian," kata dia menjelaskan.
Setiap harinya, Juyono mengaku dapat memproduksi sekira 40 sampai 50 alat.
Namun seiring dengan perkembangan zaman dengan banyaknya teknologi canggih, produksinya kini berkurang.
Kini ia mengaku hanya memproduksi sekira 10 alat di samping adanya pesanan dari warga.
"Itu juga karena tenaganya sudah tua," tutur dia.
Meski demikian, alat pertanian buatan Juyono itu telah sampai ke berbagai daerah seperti Demak, Grobogan, Kendal, Kaliwungu, dan Salatiga.
Juga dari luar pulau seperti Kalimantan dan Bengkulu.
"Itu dulu termasuk yang sampai ke Pak Tommy Soeharto, orang-orang tahunya dari mulut ke mulut.
Alat pertanian saya juga pernah dikirim ke Karimun Jawa," tutur dia.
Alat dari besi yang telah melalang buana hingga ke luar pulau itu, menurut Juyono, karena ketajaman yang ia pertahankan.
Menurutnya, orang-orang datang dan memesan di tempatnya karena alat buatannya itu tajam.
"Alat buatan saya disukai pelanggan karena tajam.
Kalau tidak tajam kan tidak mungkin dicari orang.
Makanya ketika membuat itu dirumati (dirawat) yang benar agar kualitasnya bagus," ungkapnya.
Selain membuka tempat pandai besi ini, Juyono mengaku juga berjualan di Pasar Kliwon.
Ia menjual alat buatannya itu dengan kisaran harga Rp85.000 sampai Rp125.000.
Kini, kata dia, beberapa anaknya juga telah melanjutkan pekerjaannya sebagai pandai besi.
"Dua anak saya dan adik saya juga sudah buka pandai besi sendiri," imbuhnya. (idy)
Baca juga: Oknum Anggota TNI Diduga Terlibat Penembakan Pendeta Yeremia di Papua, Begini Tanggapan Pimpinan DPR
Baca juga: Rencana UMK Blora hanya Naik Rp 60 Ribu pada 2021
Baca juga: Drummer SID Jerinx Dituntut 3 Tahun Penjara Karena Sebut IDI Kacung WHO
Baca juga: Menolak Diswab Warga Solo Menyusul Anaknya yang Lebih Dahulu Meninggal Karena Covid-19